Sering Dibuli Waktu SD, Tifa Jadi Sering Menangis Sendiri
Tifa, bercerita bahwa dirinya mengalami bullying selama sekolah dasar. Bullying menjadikannya sebagai remaja pendiam dan sering menangis.
Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Teguh Suprayitno
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Jaka HB
TRIBUNJAMBI.COM, jAMBI - Remaja sarat dengan pengalaman-pengalaman yang menyangkut dengan tubuh. Mulai dari gizi tubuh, kesehatan reproduksi hingga kekerasan dan pelecehan seksual.
Zubaidah selaku ketua Beranda Perempuan mengatakan kekerasan bukan hanya dari fisik, tapi juga bisa dari verbal seperti bullying.
Salah satu remaja, sebut saja Tifa, bercerita bahwa dirinya mengalami bullying selama sekolah dasar. Bullying yang dirasakan Tifa membuatnya trauma dan menjadikannya sebagai remaja pendiam dan sering menangis sendiri.
Beruntung pada kelas 3 SMP Tifa sudah bermaaf-maafan dengan kawannya dulu. Meski pun trauma itu tetap tak bisa dihilangkan.
Baca: Jepang Bantu Rp 170 Miliar untuk Atasi Banjir Kota Jambi, 8 Sungai Akan Direvitalisasi
Baca: Dinkes Temukan 82 Orang di Jambi Kena Kusta, Warga Tanjab Timur Tercatat Paling Banyak
Baca: Kabar Gembira, 1 Maret CPNS Kota Jambi Akan Terima NIP
Baca: Kesal Tertipu Investasi Bodong Hingga Belasan Juta, Devi Diseret Puluhan Korbannya ke Polisi
Baca: AHM Resmi Luncurkan Honda PCX Electric, Ini Keunggulan Teknologi Motor Masa Depan
Setelah bercerita itu Tifa mendapatkan satu cokelat. Matanya agak basah. Tapi kemudian kembali tersenyum setelah mendapat cokelat. Pengalaman ini diceritakannya dalam kegiatan remaja gereja katolik St Gregorius Jambi.
Kegiatan ini diadakan untuk memeringati valentine remaja katolik, Gereja St Gregorius mengadakan kegiatan sosial dan berbagi ilmu tentang gizi, kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentag kekerasan dan pelecehan seksual.
Kegiatan tentang Pendidikan Reproduksi dan Gizi pada remaja, serta mengenali bentuk2 kekerasan seksual pada remaja dan upaya pencegahannya.
Marta Naibaho selaku koordinator remaja Gereja Katolik St Gregorius mengatakan semua ini bermula dari melihat bagaimana dekatnya dunia digital dan remaja.
"Banyak sekali penyimpangan dan kekerasan sesual yang kadang disadari dan tidak disadari oleh orangnya sendiri," ungkap Marta, pada Minggu (10/2).
Fenomena inilah yang membuat Marta mengangkat tema ini. Itu pula alasannya tema yang diambil adalah know your body love yourself.
"Jadi selain menyayangi orang lain juga menyayangi diri sendiri," ungkapnya.
Selain pengarahan dalam tiga hal itu, Marta mengatakan pihaknya juga melaksanakan baksos.
"Jadi kami mengumpulkan alat tulis dan pakaian layak. Ini akan kita berikan ke umat kami yang kita rasa kurang mampu di stasi-stasi kita," ungkapnya.
Baca: Besok, 13 Ribu Warga Batanghari Bakal Terima Beras 10 Kg Gratis
Baca: Sayur Organik Fakultas Pertanian Unja Mulai Dipasarkan di Supermarket, Rasanya Lebih Renyah
Baca: Pemkab Tanjabbar Gelontorkan Rp 80 Miliar untuk Proyek Air Bersih, Target 2019 Mengalir ke Tungkal
Baca: TPS Jauh, Pedagang Pasar Sengeti Pilih Buang Sampah di Pinggir Sungai
Baca: Pemkab Batanghari Anggarkan Rp 3,1 Miliar untuk Buat Jalan Kampung Terang Benderang