Tukang Ojek Disebut Intel Indonesia, Ini Alasan KKB Menembak Mati Sugeng Efendi di Toko Kelontong
Awal bulan Februari 2019, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua berulah kembali. Namun yang menjadi korban dari ulah mereka adalah warga sipil
TRIBUNJAMBI.COM - Awal bulan Februari 2019, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua berulah kembali. Namun yang menjadi korban dari ulah mereka adalah warga sipil.
KKB melakukan serangan di Kampung Wiyukwi, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Sabtu (2/2/2019) sekitar pukul 17.49 WIT.
Ia menembak seorang warga sipil yang sedang duduk di sebuah toko atau warung kelontong.
Nahasnya, korban tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga:
Sinergitas TNI Polri, Gowes Kamtibmas Polda Jambi Diikuti Personel Kodim 0415/Batanghari
VIDEO: KKB Berulah Lagi, Dulu Menantang Perang TNI, Kini Merengek ke Dunia dengan Fitnah Indonesia
Goes To Campus, Tingkatkan Partisipasi Pemilih, KPU Rencanakan Datangi 10 Kampus di Jambi
UPDATE Terbaru Adi Saputra yang Mengamuk dan Rusak Motor Karena Ditilang, Jadi Tersangka Penggelapan
Sosok warga sipil itu bernama Sugeng Efendi (25) seorang tukang ojek.
Sugeng tewas setelah ditembak di sebuah kios milik warga yang berada di depan SMU Negeri 1 Mulia.
Hal ini cukup menjadi sorotan karena selama ini KKB menyasar aparat TNI dan Polri sebagai sasaran.
Organisasi Papua Merdeka (OPM), menyatakan diri sebagai pihak yang bertanggung jawab di balik penembakan terhadap Sugeng.
Pihak OPM pun secara terang-terangan mengungkapkan alasan mereka menembak Sugeng dari jarak dekat itu.
Sugeng menjadi sasaran karena dianggap sebagai mata-mata Indonesia.

Keterangan tersebut didapat dari salah satu simpatisan OPM, Mellq di akun Facebook TPNPB atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
"Itu intel. Ko pikir OPM bunuh sembarang orang seperti TNI-Polri kah?" tulis Mellq.
Dikutip dari Kompas, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan korban tiba di RSUD Mulia untuk mendapatkan perawatan medis namun dari pihak dokter menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.
“Jadi dari hasil keterangan medis, korban mengalami luka tembak dibagian leher hingga tembus,” ujarnya.
Kamal menegaskan barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, yakni 1 buah selongsong peluru kaliber 9 mm.
“Diduga korban ditembak dengan menggunakan senjata laras pendek dengan jarak tembak yang sangat dekat,” lugasnya.

Sebelumnya ada 19 pekerja PT Istaka Karya yang mengerjakan jembatan di Nduga meninggal menjadi korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Sabtu (1/12/2018).
Mereka menjadi menjadi sasaran karena dianggap sebagai mata-mata atau anggota TNI yang menyamar.
Baca Juga:
Penyidikan Pada DS, Tersangka Kasus Pembangunan Taman Hijau Bungo, Dihentikan Kejari. Ini Alasannya
Frisca Malvin, Penyedia Jasa Titip, Bisa Jalan-Jalan, Belanja dan Dapat Untung
Sebelum Ditahan, Hakim Beri Kesempatan Pada Pasangan Terdakwa Judi Togel Ini Menyampaikan Permintaan
Egianus Kogeya Ngaku Diserang TNI Pakai Senjata Kimia, Foto yang Disebar Malah Buktikan Kebohongan
Kronologi KKB Tembak Mati Tukang Ojek
Seorang tukang ojek tewas setelah ditembak anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Wiyukwi, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Sabtu (2/2/2019) sekitar pukul 17.49 WIT.
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Tukang Ojek Tewas Ditembak KKB di Puncak Jaya Papua', korban bernama Sugeng Efendi berusia 25 tahun.
Tukang ojek itu ditembak di sebuah kios milik warga yang berada di depan SMU Negeri 1 Mulia
Sugeng tewas setelah mendapat luka tembak di bagian leher.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan kronologi kejadian tersebut
Baca Juga:
Sempat Dituduh Transgender, 3 Artis Ini Buktikan Dirinya Wanita Tulen, Lihat Juga Hunian Mereka
Diduga dari Tungku Masak, Api Hanguskan 1 Unit Rumah di Kampung Laut
Menurut Ahmad Mustofa, peristiwa itu terjadi ketika korban yang berprofesi sebagai tukang ojek tengah menonton di kios milik Alfan Mustofan.
Saat itu, kata Ahmad Mustofa, korban dan saksi sedang berada di dalam kios.
Korban sedang duduk sambil menonton film di HP, sedangkan saksi pada saat itu sedang berbaring di belakang korban.
Tiba-tiba terdengar suara letusan seperti suara senjata sebanyak 1 kali.
"Kemudian korban berkata pada saksi dengan kata minta tolong, saya terkena tembakan,” ungkap Ahmad Mustofa saat dikonfirmasi Sabtu malam.
Saat itu, saksi yang juga ketakutan melihat korban terkena tembakan, lanjut Kamal, langsung menarik korban dan melarikannya ke rumah sakit terdekat.
Pelaku penembakan langsung melarikan diri.
Ada seorang saksi bernama Nendi Telenggen langsung menuju Pos TNI untuk memberitahukan peristiwa yang dialami korban.
"Saat itu petugas TNI dan Polri pun langsung mengamankan lokasi kejadian,” katanya.
Kamal mengatakan, korban tiba di RSUD Mulia untuk mendapatkan perawatan medis namun dari pihak dokter menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.
“Jadi dari hasil keterangan medis, korban mengalami luka tembak di bagian leher hingga tembus,” ujarnya.
Kamal menegaskan barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, yakni 1 buah selongsong peluru kaliber 9 mm.
“Diduga korban ditembak dengan menggunakan senjata laras pendek dengan jarak tembak yang sangat dekat,” lugasnya.

Kamal menambahkan saat ini korban masih disemayamkan dan dishalatkan di Masjid Mujahidin Mulia.
Selanjutnya pihak kerabat korban berencana menerbangkan jenazah korban ke kampung halamannya di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur.
KKB Papua Tembak Pesawat Bupati Nduga
Sebelumnya, aksi brutal dari KKB Papua juga terjadi pada Selasa (29/1/2019) sekitar pukul 10.30 WITA, mereka menyerbu Bandara Mapenduma di Ndunga.
Bahkan, sebuah pesawat yang ditumpangi Bupati Nduga, Yarius Gwijangge pun menjadi sasaran tembakan kelompok saparatis tersebut.
Pesawat itu dipiloti oleh Kapten Ibrahim dan Kopilot Yudha. Di dalam pesawat juga terdapat Kadistrik Mapenduma Toni Gwijangge dan Kadistrik Kagayam Jonatan Kogoya.
Pesawat Enggang Air Service itu juga membawa 1.100 kilogram logistik batuan sosia untuk masyarakat yang bertolak dari Bandara Kenyam.
Akibat insiden tersebut, seorang prajurit TNI, Praka Nasrudin gugur saat mengamankan Bandara Mapenduma.
Selain itu, satu prajurit TNI lainnya, Praka Muhammad Rifai Pagesa mengalami luka tembak di tangan akibat kontak senjata dengan anggota KKB.
Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi mengatakan, insiden ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIT.
Saat itu, sejumlah prajurit TNI dari Satuan Yonif RK 751/VJS yang bertugas di Distrik Mapenduma sedang mengamankan bandara.
Namun pukul 10.30 WIT, sebelum pesawat mendarat, tiba-tiba prajurit TNI mendapat serangan dari KKB dari arah ketinggian sebelah kanan sekitar bandara.
Pasukan TNI kemudian membalas tembakan sehingga terjadi kontak senjata antara TNI dan KKB.
"Kelompok KKB berhasil dipukul mundur dan melarikan diri ke arah hutan di balik ketinggian, pesawat berhasil mendarat dalam keadaan aman," kata Aidi, dalam keterangan tertulisnya.
Namun saat dilaksanakan pengecekan personel, salah seorang prajurit Praka Nasrudin mengalami luka tembak di perut sebelah kanan.
Rekan korban kemudian berusaha memberikan pertolongan pertama, dan segera mengevakuasi korban ke Timika.
"Pukul 12.50 WIT pesawat Enggang Air Service take off dari Bandara Mapenduma menuju Bandara Timika dengan membawa korban luka tembak dan 2 orang prajurit pendamping diantar langsung oleh Bupati Nduga Bapak Yarius Gwijangge," ujar Aidi.
Saat dilaksanakan pertolongan medis di RSUD Timika, nyawa korban tidak dapat diselamatkan dan akhirnya gugur.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: