Frisca Malvin, Penyedia Jasa Titip, Bisa Jalan-Jalan, Belanja dan Dapat Untung
“Dulu itu sistemnya orang pesan baru saya beli. Kalau sekarang saya sengaja beli dalam jumlah yang lebih banyak dari pesanan,” katanya.
Penulis: Nurlailis | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Online marketplace saat ini tumbuh subur ibarat jamur dimusim hujan. Segala sesuatu bisa dengan mudah dibeli hanya dalam genggaman.
Hal ini juga ternyata membuka peluang baru bagi personal shopper atau penyedia jasa titip. Lebih dikenal dengan jastip, biasanya orang yang menggeluti usaha ini adalah mereka yang doyan melancong demi berbelanja dalam jumlah banyak.
Sistem kerjanya biasanya personal shopper ini pergi ke suatu pusat perbelanjaan, memfoto barang dan mengunggah ke media sosial. Kemudian pembeli akan menghubungi untuk memesan barang. Tidak jauh berbeda dengan bisnis online shop bukan.
Baca: Sebelum Ditahan, Hakim Beri Kesempatan Pada Pasangan Terdakwa Judi Togel Ini Menyampaikan Permintaan
Baca: Egianus Kogeya Ngaku Diserang TNI Pakai Senjata Kimia, Foto yang Disebar Malah Buktikan Kebohongan
Baca: Ratusan Warga Binaan di Lapas Sarolangun, Terancam tak Nyoblos, Dukcapil Kesulitan Perekaman e-KTP
Frisca Malvin misalnya, ia telah menggeluti usaha ini sejak 2014 lalu. Berawal dari kesukaanya terhadap traveling dan wisata kuliner, ditambah memang ia hobi berdagang sejak kecil, hal inipun membawa keuntungan tersendiri bagi dirinya.
"Biasanya mereka pesan snack yang tidak ada di Indonesia atau Jambi. Bahkan pernah ke suatu daerah pulang pergi hanya untuk mengambil titipan. Demi titipan orang, saya rela antri berjam-jam buat dapetin pesenan orang. Pernah satu koper isinya masker muka dari korea semua,” ungkapnya.
Beberapa negara yang pernah dikunjungi diantaranya adalah Bangkok, Cina, Jepang, Korea, Singapura. Untuk di Indonesia pernah ke Jakarta, Lombok, Medan, Bali, Jogja dan Bangka.
Baca: Sempat Dituduh Transgender, 3 Artis Ini Buktikan Dirinya Wanita Tulen, Lihat Juga Hunian Mereka
Baca: 10 Film Pasukan Khusus Paling Seru, Cocok Ditonton Saat Akhir Pekan, Aksi Kopassus, Navy Seal, SAS
Menurutnya tiap negara memiliki tipekal belanjaan yang berbeda. Biasanya selain makanan mereka memesan kosmetik, baju, aksesoris dan lainnya.
Biasanya dalam sekali pesanan bisa mencapai 150 orang. Saat ini ia dibantu oleh admin untuk mengurusi pesanan. Mengenai harga ia tentukan dari susah tidaknya membawa barang tersebut.
“Dulu itu sistemnya orang pesan baru saya beli. Kalau sekarang saya sengaja beli dalam jumlah yang lebih banyak dari pesanan,” katanya.
Baca: Ingin Ciptakan Pabrik Anak, Mitsutoki Shigeta Seorang Putra Miliarder Kini Buron
Baca: Setelah Menikah dan Punya 3 Anak Mantan Model Papan Atas Ini Bangkrut: Kini jadi Gelandangan
Mengenai bagasi yang dibatasi sebenarnya itu berpengaruh juga terhadap usaha yang ia geluti ini. Mau tidak mau secara harga bisa lebih naik. Ia mensiasati dengan mengajak keluarga buat ikut jalan juga agar kapasitas bagasi juga lebih banyak.
“Intinya dengan usaha ini keuntungannya bisa membiayai tiket pulang pergi, biaya hidup selama traveling. Ada kepuasan tersendiri ketika ada yang beli barang yang kita jual dan mereka suka. Karena capek sekali loh belanja dalam jumlah banyak itu,” ucapnya. (*)
