Dihadang Pasukan Gaib Penjaga Jembatan Angker, Legenda TNI AU, H AS Hanandjoeddin: Biar Saya Hadapi!
Tidak banyak yang bisa diceritakan oleh Indra Cahya, anak dari H AS Hanandjoeddin, anggota TNI AU yang melegenda.
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
“Kalau kalian takut, kembali saja ke markas! Biar saya sendiri yang pergi ke jembatan!”
TRIBUNJAMBI.COM - Tidak banyak yang bisa diceritakan oleh Indra Cahya, anak dari H AS Hanandjoeddin, anggota TNI AU yang melegenda.
Bercerita dengan suara bergetar, Indra sesekali sempat mengusap air mata harunya karena sang ayah yang menjadi calon pahlawan nasional.
Anak ke-6 dari Hanandjoeddin ini mengenang ayahnya sebagai sosok yang bersahaja dan tidak membanggakan karir.
Bahkan ia sendiri tak banyak mengetahui jejak perjuangan ayahnya.
Baca Juga:
Ini Dia Sosok Pilot Jet Tempur F-16 TNI AU yang Paksa Turun Pesawat Asing, Ganteng Banget Lho!
Jet Tempur F/A-18 Hornet Australia Kabur Hampir Dilalap Hawk TNI AU, Misi Penyusup Ketahuan
Dipaksa Turun Oleh Pesawat Tempur F-16 TNI AU, Pesawat Asing ini Nurut dan Tak Beri Perlawanan
Pesawat Hawk 109/209 TNI AU Nyaris Tembak Jatuh F-18 Australia, Duel Pesawat TNI Halau Penyusup
TNI AU Paksa Turun Pesawat Asing dengan Pesawat Tempur F-16, Ini Kehebatan Jet Tempur Indonesia Itu
"Beliau tidak pernah cerita jadi kami (anaknya) tidak tahu, saat beliau meninggal saya cari arsip di lemarinya saya berikan pada Lanud Haris. Saat itu beliau bilang ke saya kaget karena bintang jasa bapak (H AS Hanandjoeddin) banyak. Saya lebih terkejut, karena baru lihat profil beliau," katanya pada Rabu (29/8/2018).
Ia mengatakan mungkin sang ayah tak pernah menceritakan karena tak ingin anak-anaknya besar kepala.

Namun sejarah mencatat, nama H AM Hanandjoeddin pernah mengharumkan nama Indonesia dengan kisah heroiknya.
Dikutip dari buku ‘Sang Elang: Serangkai Kisah Perjuangan H AS Hanandjoeddin di Kancah Revolusi Kemerdekaan RI’ karya Haril M Andersen.
Kisah H AM Hanandjoeddin satu ini cukup nyeleneh.

Tidak sedikit kisah-kisah ‘nyeleneh’ dan bernuansa mistis yang dialami sejumlah petarung republik, seperti pengalaman serdadu AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia, kini TNI AU) di pedalaman Trenggalek, Jawa Timur.
Perang kemerdekaan 1945–1949 tidak hanya menghadirkan beragam kisah heroik.
Pasukan Detasemen Udara Parigi pimpinan Opsir Muda Udara III Hanandjoeddin mengalami kejadian misterius dihadang seribu pasukan gaib.
Kejadiannya terjadi pada Januari 1949 atau beberapa pekan pasca-Belanda melancarkan Agresi Militer II (19 Desember 1948).