Jet Tempur F/A-18 Hornet Australia Kabur Hampir Dilalap Hawk TNI AU, Misi Penyusup Ketahuan
Kedua pesawat penyusup rupanya tahu bahwa Hawk TNI AU sudah siap menembak mereka.
Jet Tempur F/A-18 Hornet Australia Kabur Hampir Dilalap Hawk TNI AU, Misi Penyusup Ketahuan
TRIBUNJAMBI.COM - Usai lepasnya Timor-Timur dari pangkuan Ibu Pertiwi Agustus 1999, Indonesia dan Australia sering terlibat ketegangan.
Maklum, hal ini lantaran Australia paling getol mendukung Timtim lepas dari NKRI.
Australia sampai mengirimkan pasukan paling banyak di tubuh INTERFET (Pasukan PBB untuk Timor-Timur) untuk mengawal jalannya referendum di sana.
Tapi pengiriman pasukan Interfet cenderung membuat masalah menjadi runyam.
Bisa saja pasukan PBB itu bergesekan dengan prajurit TNI yang juga stand by tempur di Timor Timur.
Baca: Ifan Seventeen Kembali Bernyanyi, Ada yang Berbeda Setelah Tsunami Renggut Dylan Sahara
Baca: Legiman Punya Tabungan Hampir Semiliar, Gara-gara Ngemis di Perempatan, Ini Fakta-faktanya
Baca: Putri Penyanyi Terkenal Buat Pengakuan Mengejutkan, Blak-blakan Akui Ia Digarap Bapaknya Sendiri
Kemudian hal itu terjadi akan tetapi gesekan bukan di darat melainkan di udara.
Saat itu tanggal 16 September 1999, Lanud El Tari Kupang sebagai pangkalan udara depan yang berbatasan dengan wilayah udara Timor-Timur melaksanakan kegiatan seperti biasa.
Secara periodik para pilot tempur TNI AU melaksanakan patroli udara.
Patroli ini bisa disebut patroli tempur (Combat Air Patrol) lantaran Panglima Komando Operasi (Pangkoopsau) 2 memerintahkan tembak jatuh pesawat apapun yang melintasi wilayah udara Indonesia tanpa izin karena situasi 'panas' saat itu.
Unsur yang digunakan untuk patroli udara adalah A-4 Skyhawk, Hawk 109/209 dan F-16.
Masing-masing pesawat dipersenjatai kanon kaliber 20 mm dan rudal udara ke udara AIM 9 Sidewinder, mungkin hanya OV-10 Bronco saja yang tak dilengkapi rudal.
Baca: Bayi Sudah Mati Diserahkan Babysitter ke Orangtua, Didandani Seolah Masih Hidup, Ini yang Terjadi
Briefing sebelum penerbangan dilakukan dipimpin oleh Danlanud.
Dalam flight plan ditentukan bahwa pimpinan taktis dipegang oleh Kapten Pnb Ashar Aditama dengan wingman Mayor Pnb Henry Affandi dan Lettu Pnb Anton Mengko.
Kapten Azhar menunggangi jet tempur Hawk 209 TT-1207 berkursi tunggal.