Warga Sempat Panik Dengar Suara Gemuruh dari Gunung Agung, Pos Pantau: Status Level III atau Siaga

Dampak dari hujan abu utamanya dirasakan di wilayah Desa Abang Batudinding, Kintamani.

Editor: hendri dede
Gunung Agung kembali dilaporkan erupsi pagi ini Senin (7/2/2018). (Istimewa) 

Warga Sempat Panik Dengar Suara Gemuruh dari Gunung Agung, Aktifitas Radius 4 KM Tetap Dilarang

TRIBUNJAMBI.COM - Erupsi Gunung Agung yang terjadi Kamis (10/1/2018) pukul 19.55 wita, dirasakan dampaknya hingga wilayah Bangli, khususnya kecamatan Kintamani.

Material abu vulkanik yang berjatuhan di genting rumah warga sempat membuat panik lantaran gemuruhnya terdengar keras. Terlebih di rumah warga yang atapnya terbuat dari seng.

Dampak dari hujan abu utamanya dirasakan di wilayah Desa Abang Batudinding, Kintamani.

Baca: 7 Tata Cara Bersetubuh dan Posisi Berhubungan Intim Dalam Islam, Jangan Lakukan Gaya Ini, Haram!

Baca: Pembunuhan Sadis Suami Istri di Belitung, Ternyata Pelaku Keluarga Korban Sendiri, Begini Motifnya

Baca: Dana Desa untuk Kabupaten Batanghari Tahun Ini Naik Rp 10 Miliar, Ini Alokasinya

Baca: 10 Fakta Naomi Zaskia, Wanita yang Akan Dinikahi oleh Sule Dalam Waktu Dekat

Perbekel Desa setempat, I Made Diksa mengatakan jika hujan abu ditandai dengan suara gemuruh, dan tidak dipungkiri menyebabkan masyarakat sekitar panik.

Hujan abu yang turun di Desa Abang Batudinding terjadi selama 30 menit.

Paparan abu vulkanik yang terasa hingga wilayah Abang Batudinding malam itu, dinilai memiliki intensitas lebih tebal dibandingkan dua dampak hujan abu pada erupsi-erupsi sebelumnya.

Kata dia, pada dua erupsi sebelumnya, material abu cenderung lebih halus seperti bedak, sedangkan hujan abu semalam, terasa agak keras dan kasar.

"Jadi tadi malam kami mendengar suara dari genting yang dimulai dari pukul 20.40 wita, dan berakhir pada 21.10 wita," ujarnya saat ditemui Jumat (11/1/2018)

Made Diksa juga mengatakan dari 6 Dusun di wilayah Desa Abang Batudinding, hanya Dusun Dukuh yang terpapar material vulkanik Gunung Agung, sedangkan Dusun ataupun wilayah desa tetangga seperti Desa Suter, diakui belum ada laporan.

Menurut Made Diksa, hal tersebut bisa terjadi lantaran dipengaruhi oleh arah angin, yang mengarah ke barat laut.
Ia menambahkan, saat terjadinya hujan abu, pihak desa telah mengimbau pada masyarakat sekitar melalui pengeras suara untuk tidak keluar rumah sementara waktu.

Baca: 7 Tata Cara Bersetubuh dan Posisi Berhubungan Intim Dalam Islam, Jangan Lakukan Gaya Ini, Haram!

Baca: Jual Cristiano Ronaldo, Keputusan Terburuk Real Madrid Sepanjang Sejarah, Juventus Nikmati Untung

Baca: Mucikari Tak Rela Vanessa Angel Dibebaskan, Tuding Si Vanessa Ini Sering ambil Job di Luaran

Baca: 4 Revisi Visi Misi di Kubu Prabowo-Sandiaga , Seminggu Jelang Debat Capres-Cawapres 2019

Baca: Saat Paspampres Indonesia Nyaris Menembak PM Israel Yitzak Rabin dan Pengawalnya di Lift

"Sekitar jam 20.50 wita kami berikan imbauan ke masyarakat agar tidak keluar rumah. Andaikan akan keluar, diimbau juga untuk mengenakan APD (alat pelindung diri) minimal masker," ujarnya.

Ia juga mengimbau para petani untuk melakukan penyiraman lahan pertanian, mengingat material hujan abu lebuh tebal dan keras dari paparan tahun lalu.

Dikhawatirkan hal ini bisa membuat daun tanaman rontok.
"Kami juga akan berbicara dengan BPBD Bangli, untuk meminta 1000 masker sebagai langkah antisipasi kejadian serupa," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan Gunung Agung yang terletak di wilayah Karangasem, Bali, kembali meletus pada Kamis (10/1/2019).

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved