Mengapa Asmara dan Balas Dendam jadi Motif Terbanyak Kasus Pembunuhan? Ini Analisis Kriminolog UI

ES mengatakan membunuh karena Ruh menolak mengakhiri hubungan gelap mereka. Mengapa asmara dan balas dendam?

Editor: Duanto AS
Kolase/ist
Ilustrasi asmara dan perselingkuhan. 

ES ditangkap polisi di rumahnya di Talun, Selasa (4/12/2018).

Penguatan lembaga sosial

Pengamatan Kompas.com, sama seperti halnya di Kabupaten Cirebon, di hampir seluruh daerah di Indonesia, kasus kasus pembunuhan sampai sekarang masih didominasi latar asmara.

Ilustrasi prostitusi pelajar.
Ilustrasi perselingkuhan. (IST)

Peringkat berikutnya adalah balas dendam atau sakit hati.

Kasus kasus ini banyak terjadi di lingkungan kelas bawah.

Menanggapi hal ini, Kriminolog UI, Kisnu Widagso, mengatakan latar asmara dan balas dendam paling banyak terjadi dalam kasus pembunuhan karena kedua hal tersebut paling sulit dinegosiasi dalam interaksi sosial antara pelaku dan korban.

“Ujung-ujungnya, pembunuhan,” ucapnya, Kamis (6/12/2018).

Mengapa lebih banyak terjadi di lingkungan kelas sosial ekonomi bawah?

 Video Detik-detik Siswi SMK di Bogor Tewas Dibunuh Pria Bertato dengan Pisau Masih Menancap di Dada

 Nyatanya 7 Ramalan Gus Dur ke Soeharto & Jokowi, Lalu Akan Terjadi kah Ramalannya Terhadap Ahok?

“Karena lembaga sosial di kalangan kelas bawah, lemah,” ujar Kisnu.

Selain itu, lanjutnya, masalah yang dihadapi kalangan kelas bawah lebih kompleks.

Solusinya?

“Memerkuat lembaga sosial di lingkungan ini. Lembaga sosial adalah komunitas sosial. Bisa berupa keluarga besar, kelompok pengajian, kelompok hobies, kelompok arisan, atau kelompok seprofesi kerja,” jelas Kisnu.

Lembaga sosial ini bisa menjadi referensi nilai dan perilaku, tempat curhat, serta pertimbangan dan kendali akhir seseorang yang hendak melakukan pembunuhan.

“Rasa sungkan, nasihat kelompok, dan rasa takut mendapat kecaman kelompok membuat seseorang bisa menahan diri untuk tidak melakukan pembunuhan,” tutur Kisnu.

Menurut dia, lembaga sosial seperti ini sebenarnya kurang dibutuhkan bila kohesi sosial satu masyarakat di mayoritas daerah, sangat kuat.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved