Saat Soekarno sedang Shalat & Diincar Sniper Suruhan Sahabatnya Sendiri Hingga Momen Memilukan ini
Percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno dilakukan di berbagai kesempatan.
"Sorot mata Kartosoewiryo tajam. Setajam tatapan harimau pak," jawabnya.
Baca Juga:
Pembelaan, PH Sebut Kerugian Negara DD Desa Batang Aburan Tebo, Harusnya Dikurangi Rp112,4 Juta
Walikota Sungaipenuh Lantik Puluhan Pejabat, AJB: Jabatan Itu Mahal dan Tidak Mudah
Pemkot Gelar Upacara HUT Pemprov Jambi Ke 62, Sy Fasha Minta Pemprov Perhatikan Aset
Mendapatkan jawaban semacam itu, Soekarno pun bernafas lega, dan melempar tubuh ke sandaran kursi.
Tak lama setelah itu, Soekarno pun mendoakan keselamatan arwah Kartosoewiryo.
Detik-detik wafatnya Soekarno
Menjadi seorang proklamator, bukan berarti membuat Soekarno mendapatkan perlakuan istimewa di akhir jabatannya.
Soekarno justru harus mengalami pengasingan di Wisma Yaso saat kekuasaannya mulai berkurang.
Bahkan, saat sudah sakit-sakitan Soekarnojuga masih harus mendapatkan pengawasan ketat.
Tidak hanya itu, menurut buku "Soekarno Poenja Tjerita" yang diterbitkan tahun 2016, pihak keluarga juga dipersulit saat akan menjenguk Soekarno.
Sejumlah alat penyadap pun dipasang di setiap sudut rumah.
"Rupanya singa tua yang sakit-sakitan dalam sangkar berlapis ini masih menakutkan bagi Jenderal Soeharto," tulis buku itu.
Puncaknya, saat Soekarno dilarikan dari Wisma Yaso pada 16 Juni 1970.
Saat itu Soekarno sudah dalam kondisi sekarat.

Soekarno ditempatkan dalam sepetak kamar yang berpenjagaan berlapis di lorong rumah sakit.
Kondisi Soekarno kala itu terus memburuk.
Bahkan, pada 20 Juni 1970, tepatnya pukul 20.30 WIB, kesadaran Soekarno menurun.