Perubahan Fisik Anak Krakatau Terdeteksi, TNI AL Temukan 2 Retakan Baru, Warga Diimbau Waspada

Tsunami Banten yang datang tiba-tiba tanpa diikuti gempa itu diduga terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Editor: Nani Rachmaini
Tribunnews
Gunung Anak Krakatau, aktif, masif dan berbahaya jika erupsi. 

Volume tersebut lebih kecil dari longsoran yang menyebabkan tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) lalu.

"Jika ada potensi tsunami, tentu harapannya tidak seperti yang kemarin, namun kami meminta masyarakat untuk waspada saat berada di zona 500 meter sekitar pantai" tandasnya.

Untuk memantau adanya tsunami karena Gunung Anak Krakatau, kini BMKG sudah memasang alat berupa sensor pemantau gelombang dan iklim.

Sensor itu dipasang di pulau Sebesi yang berjarak cukup dekat dengan Gunung Anak Krakatau.

Nantinya, alat tersebut akan bekerja memantau pergerakan gelombang dan cuaca yang disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Jika ada gelombang mengalami fluktuasi yang tinggi, maka sensor akan mengirim sinyal ke pusat data yang terhubung. (*)

Baca: Tiga Korban Tewas Longsor di Cimapag Sukabumi Ditemukan Pagi Ini, 21 Orang Masih Hilang

Baca: Potret Transformasi Ricky Cuaca yang Berhasil Turun 38 Kg, Lihat dari Mulai yang Chubby Hingga Kurus

Baca: Anggaran Dipangkas Rp 15 Miliar, Pemkab Merangin Jami Terpaksa Rumahkan Ratusan Tenaga Honorer

TONTON VIDEO TERBARU KAMI: DETIK-DETIK AWAN TSUNAMI MUNCUL DI LANGIT KOTA MAKASSAR

IKUTI INSTAGRAM KAMI:

BERITA INI SUDAH DIMUAT DI GRID DENGAN JUDUL ADA PENAMPAKAN TAK BIASA...

Sumber: Grid.ID
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved