Melihat 'Aksi' Para Dokter Hewan Cantik di Happy Pet Clinic Jambi, Ada Program Bayar Seikhlasnya
Dengan program 'bayar seikhlasnya' yang mulai mereka terapkan sejak setahun terakhir, banyak pencinta hewan datang membawa hewan-hewan terlantar.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: bandot
Jadi, kata dia, perlu keterampilan khusus untuk melakukan operasi pada hewan itu.
Baca: Dijodohkan dengan Aaliyah Massaid, Dul Jaelani: Taarufnya Besok, Lihat Sosok Aaliyah yang Cantik Ini
Baca: 7 Warung Remang-remang yang Diduga Menyediakan PSK, Didemo Ratusan Warga, Minta Warung Ditutup Total
Baca: Sinopsis Film Horror DreadOut Tayang di Bioskop 3 Januari, Datang ke Rumah Angker yang Dihuni Iblis
Baca: Awal Tahun Sidak ke Sejumlah Kantor OPD, Wabup Tanjabtim Temukan Pegawai PHTT Curangi Absensi
Di klinik yang telah berdiri sekitar dua tahun itu, dia juga menceritakan pengalamannya.
Bukan hal jarang, kuku-kuku kucing menggores di kulitnya.
Tapi menurutnya, itu adalah risiko dari pekerjaannya yang terbilang unik.
Dan, perlu diketahui, ternyata kucing lebih agresif daripada anjing, lho!
Menurutnya, dalam melakukan pengobatan dan operasi terhadap kucing, biasanya mereka perlu menahan setiap kakinya. Karena, setiap kaki kucing bisa mencakar.
"Beda kalau kita mengobati atau operasi anjing. Biasanya, kalau pemiliknya sudah bisa menenangkan, sudah tidak menyerang lagi," jelasnya.
Dalam melakukan pengobatan atau operasi terhadap anjing, para dokter ini perlu menerapkan kiat khusus.
Sebagai seorang muslim, ternyata para dokter ini tetap harus menjaga kesuciannya, mengingat anjing merupakan hewan yang najis.
"Biasanya, habis kita operasi itu, kita samak (menyucikan diri dengan menggunakan air dan tanah). Karena bagaimanapun, waktu salat, kita kan juga salat. Keadaan harus suci," katanya.
Tidak sampai di sana, Tribunjambi.com turut mencaritahu inisiator klinik hewan peliharaan itu.
Dia adalah Muhammad Iqbal. Saat ditemui, laki-laki ini menceritakan, ide awal membangun klinik itu disebabkan keresahan istrinya, drh Desmeri Heppy.
"Istri saya sebelum ini dosen. Tapi selama jadi dosen, gajinya sering telat dibayarkan. Saya pikir, karena dia punya kemampuan, dan itu dibutuhkan banyak orang, ya kenapa tidak buat klinik hewan saja?" kisahnya.
Selama menggeluti pekerjaan itu, dia bersyukur, telah menghasilkan dan turut membantu banyak orang.
Apalagi dengan program 'bayar seikhlasnya' yang mulai mereka terapkan sejak setahun terakhir, banyak pencinta hewan datang membawa hewan-hewan terlantar.