Ternyata, Jalan Tol Trans Jawa yang Dibanggakan Jokowi Sebagian Digarap Sandiaga Uno, Ini Datanya

Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 933 km itu, sebagian dibangun Sandiaga Salahuddin Uno saat masih menjadi pengusaha. Ini Data-datanya.

Editor: Duanto AS
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Foto udara ruas jalan Tol Gempol-Pasuruan di Jawa Timur, Selasa (5/6/2018). Tol Gempol-Pasuruan sudah beroperasi dan dapat dilintasi para pemudik 

Kalimat nyinyir tersebut dituangkan Fadli Zon lewat akun twitternya @fadlizon; pada Jumat (21/12/2018).

Lewat statusnya, politisi Partai gerindra itu justru menyebut efek samping pembangunan jalan dan jembatan yang dibangun selama pemerintahan Jokowi-sapaan Joko Widodo.

Menurut Fadli Zon, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi saat ini berasal dari utang luar negeri.

Masalah yang diyakininya akan diwariskan kepada anak-cucu di masa yang akan datang.

Sedangkan, suksesnya Jokowi membangun jalan tol juga menurutnya sangat bermuatan kepentingan bisnis.

Karena menurutnya jalan tol adalah jalan berbayar, berbanding terbalik dengan asaaz pelayanan publik.

"Selamat pagi. Pemerintah mbangun infrastruktur spt jalan n jembatan dll itu mah kewajiban, bukan prestasi. Klu mbangun dr utang, itu mewariskan masalah generasi mendatang. Klu mbangun tol berbayar itu namanya bisnis bukan pelayanan," tulis Fadli Zon.

Buruknya pendapat soal utang yang dihasilkan Jokowi juga disampaikan Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ferdinan Hutahaean lewat akun twitternya pada Kamis (20/12/2018).

Ferdinand menyebut pemerintahan Jokowi lebih buruk dibandingkan dengan pemerintahan Megawati periode 2001-2004 silam.

Pasalnya, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar USD 7,5 miliar dolar atau setara Rp 10,8 triliun hanya dalam kurun waktu delapan bulan terakhir.

"Dulu sy sempat berpikir, Megawati adlh presiden terburuk. Ternyata saya salah, @jokowi masih lebih buruk. Jokowi presiden pertama yang berhasil membuat neraca dagang bangsa DEFISIT sebesar US$ 7 M. Luar biasa daya rusaknya terhadap ekonomi," tulis Ferdinand menautkan sebuah artikel tentang defisit ekonomi Indonesia.

Prestasi Jokowi

Terlepas dari pendapat miring yang disampaikan lawan poitik Jokowi, warga Indonesia, khususnya Pulau Jawa patut bersyukur atas penyelesaian jalan tol yang dibangun dari Batang, Jawa Timur hingga Surabaya, Jawa Timur.

Pembangunan jalan tol tersebut melanjutkan jalur Trans Jawa yang sebelumnya hanya sampai Cikopo-Palimanan-Batang yang dibangun PT Lintas Marga Sedaya (LMS), salah satu perusahaan konstruksi milik Sandiaga Uno, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2.

Kabar baik itu disampaikan Jokowi lewat postingan twitternya, @jokowi; pada Kamis (20/12/2018). Jokowi yang didampingi oeh Ibu Negara. Iriana itu pun sempat menjajal mulusnya jalan tol baru tersebut dengan menumpang bus Damri.

"Jakarta-Surabaya kini tersambung dengan jalan tol 760 km. Pagi ini, dengan bus Damri yang melaju sampai 90 km/jam, saya menjajal ruas tol ini dari Surabaya melewati Mojokerto, Kertosono, Ngawi, Sragen, Solo, Salatiga, Semarang, sampai Kendal dan Batang. Benar-benar mulus," tulis Jokowi.

"Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 1.150 km dari Merak hingga Banyuwangi, kini sudah tersambung 933 km dari Merak ke Pasuruan. Sepanjang 616 km di antaranya dibangun pada 2015-2018. Ruas selebihnya, Pasuruan-Banyuwangi 217 km akan tuntas pada tahun 2021," tambahnya.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, pembangunan infrastruktur j alan dan Jembatan selama pemerintahan Jokowi-JK, anatara lain jalan sepanjang 3.432 kilometer, jalan tol sepanjang 947 kilometer, jembatan sepanjang 39,8 kilometer dan jembatan gantung sebanyak 134 unit.

Selain itu, Kereta Api Jalur kereta api, termasuk jalur ganda dan reaktivasi sepanjang 754.59 Kilometer Spoor (km'sp).

Peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 413,6 km'sp serta pembangunan Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan dan Jakarta sekaligus Mass Rapid Transit yang rampung pada tahun 2019.

Tidak hanya itu, pemerintahan Jokowi diklaim telah membangun sepuluh bandar udara baru, antara lain Miangas, Letung, Tebeliang, Maratua, Morowali, Namniwel, Weru dan Koroway Batu.

Bersamaan dengan hal tersebut, pemerintah telah membangun sebanyak 19 pelabuhan baru, di mana delapan pelabuhan masih dalam tahap pembangunan dan direncanakan rampung pada tahun 2019.

Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika mengatakan, pembangunan infrastruktur untuk konektivitas ini sudah mulai terlihat manfaatnya.

"Sudah mulai terjadi pertumbuhan penumpang yang artinya peningkatan konektivitas itu benar-benar terjadi," ujar Erani.

Pertumbuhan penumpang angkutan udara dari 2014 hingga 2017, kata dia, naik 6,5 persen, kereta api naik 8,9 persen, penyeberangan naik 1,3 persen, demikian pula Damri yang naik 1,7 persen.

"Demikian juga sudah mulai terjadi pertumbuhan angkutan barang yang artinya, daya saing ekonomi antar daerah juga mulai tumbuh," lanjut Erani.

Pertumbuhan angkutan barang dari 2014 hingga 2017 melalui jalur darat diklaim naik 3 persen, jalur angkutan laut naik 3 persen, dan angkutan udara naik 2,7 persen.

Adapun, angka yang paling tinggi adalah pertumbuhan angkutan barang melalui jalur kereta api, yakni sebesar 7,8 persen. (*)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Warta Kota dengan judul: Jokowi Banggakan Tol Trans Jawa, Sebagian Jalan Justru Dibangun Sandiaga Uno, Ini Faktanya

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Baca Juga: 

Begini Reaksi dan Tanggapan Jokowi serta Prabowo Soal Tantangan Baca Alquran di Pilpres 2019

 Makanan Terakhir yang Diinginkan Soeharto Sebelum Wafat, Anaknya Sampai Kelimpungan Mencarikannya

 Makanan Terakhir yang Diinginkan Soeharto Sebelum Wafat, Anaknya Sampai Kelimpungan Mencarikannya

Duel Guru Beladiri Kopassus Tingkat Tinggi, Haji Umar Bikin Master dari Jepang Tersungkur

 Sosok Danjen Kopassus yang Mendarat di Lembah Suku Kanibal, Komandan Operasi Pembebasan Pembajakan

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved