Kodam Cendrawasih Tanggapi Permintaan Gubernur Papua yang Minta TNI-Polri Ditarik dari Nduga

Menurut Aidi, Gubernur dan Ketua DPR Papua cenderung bersikap menentang kebijakan nasional.

Editor: hendri dede
Kolase/Capture Film Merah Putih Memanggil
Ilustrasi KKB dan Kostrad 

Dilansir dari Warta Kota, pernyataan kelompok mahasiswa Papua terkait kasus KKSB disampaikan langsung oleh Koordinator mahasiswa Papua Cinta NKRI, Otis Riyo, Rabu (19/12/2018)

"Melalui deklarasi ini, kami mahasiswa Papua yang ada di Jakarta berkomitmen untuk tetap setia pada tanah air dan kecintaan kami terhadap Indonesia, NKRI harga mati," tegas Otis Riyo.

Lebih lanjut, Ketua Generasi Milenial Peduli Papua ini juga mengajak mahasiswa Papua lainnya agar tidak terpengaruh opini sesat yang ingin memisahkan diri dari NKRI.

"I Love Indonesia, waspadai pihak asing yang ingin memecah belah Papua. Kami tak ingin memisahkan diri dari NKRI," jelas Otis

Otis pun mengimbau kepada semua pihak untuk tetap menjaga keharmonisan dan perdamaian dari semua elemen bangsa.
"Ini poin yang sangat penting, dan kami pastikan kami siap menjadi garda terdepan mempertahankan Papua dari barisan NKRI. Demi kemaslahatan generasi penerus Papua kedepan," kata Otis.

Baca: Tas Take Home Buatan Mahasiswa UIN STS Jambi, Bisa Pesan Desain dan Warna

Otis menyebutkan beberapa poin deklarasinya yakni mahasiswa Papua Cinta NKRI ini mendukung semua kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Jokowi, karena ingin mengangkat derajat dan martabat Papua.

Dan kini terbukti, dengan tahapan transformasi menjadi salah satu wilayah termaju di Indonesia.

"Hal itu ditandai dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga satu harga BBM," bebernya.

Selain itu, tambah dia, demi mimpi-mimpi anak-anak Papua agar wilayahnya tetap maju seperti lainnya maka pihaknya meminta seluruh pihak ikutan mendukung pemerintahan Jokowi dalam membangun tanah Papua agar lebih baik kedepan.

Baca: Pentingnya Keselamatan Armada Wisata, Kapolres Tanjabtim Minta Pol Airud dan Dishub Mengawasi

Baca: Bawaslu RI Kuatkan Putusan Bawaslu Sarolangun Terkait Laporan M Syaihu Terhadap KPU

Baca: Kisah Ifan Seventeen Saat Tsunami Banten, Sempat Menyerah di Tengah Laut dan Kepala Terhantam Besi

Dia mengaku muak dengan konflik yang terjadi di tanah Papua.

"Hentikan kekerasan di tanah Papua, jangan mau diadu domba oleh asing," ucapnya.

Otis menegaskan pihaknya sangat mengutuk keras penyerangan Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) yang terjadi di Nduga terhadap pekerja proyek Trans Papua. Kata dia, tindakan keji itu sangatlah bertolak belakang dengan nilai-nilai kemanusiaan.

"Tuhan mengajarkan kasih bukan membunuh. Waspadai operasi intelijen asing untuk memecah belah Papua. Papua adalah ndonesia, NKRI harga mati," ujarnya.

Brimob Hancurkan Sebuah Markas KKB di Papua
Baru-baru ini tengah viral sebuah video yang menunjukkan sejumlah personel Brimob menghancurkan sebuah markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)di Papua

Video Brimob menghancurkan sebuah markas KKB di Papua ini pertama kali diposting oleh facebook Komunitas Cinta Polri.

Dalam video Brimob menghancurkan sebuah markas KKB di Papua ini, tampak personel Brimob berseragam lengkap menghancurkan markas KKB di sana.
Seperti dilansir dari Tribun Medan dalam artikel 'VIDEO: Detik-detik Polisi Hancurkan Markas KKB di Pedalaman Hutan Papua'
Para personel Brimob itu membongkar satu per satu rangka markas KKB non-permanen tersebut.

"Ini adalah markas KKB OPM dan kami akan menghancurkannya karena mereka telah berkhianat kepada negara Republik Indonesia," ucap seorang petugas di dalam video tersebut.
Ukuran markas KKB yang dihancurkan tidak besar, hanya terbuat dari kayu dan seng.

Sayangnya, personel Brimob tak menemukan siapa pun berada di dalam markas itu.(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved