Sampai Kubur Jasad Rekan di Dalam Markas, Kisah 6 Anggota TNI Bertahan Hidup dari Kelompok Separatis
Sampai Kubur Jasad Rekan di Dalam Markas, Kisah 6 Anggota TNI Bertahan Hidup dari Kelompok Separatis
Sampai Kubur Jasad Rekan di Dalam Markas, Kisah 6 Anggota TNI Bertahan Hidup dari Kelompok Separatis
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah akan pemberontakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bukan kali ini saja terjadi.
Bahkan pasca kemerdekaan Indonesia sudah terjadi gempuran pihak-pihak yang disebut separatis itu di Indonesia.
Kisah heroik angkatan bersenjata Indonesia pun selalu ada dari kejadian-kejadian itu.
Jadi, sebelum adanya kelompok dari KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Baca Juga:
Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB
VIDEO: Terus Bergerak Memburu, Pasukan Brimob Berhasil Hancurkan Markas KKB di Belantara Papua
Indonesia Enggan Bernegosiasi dengan KKB di Papua, Wiranto Sampai Sebut Egianus Kogoya Seperti ini
Akhir tahun 1966, pemberontakan terbesar terjadi di Irian Barat saat itu.
Pemberontakan terbesar itu dipimpin oleh Lodewijk Mandatjan yang berlokasi di Kepala Burung Irian Barat.
Diklaim sebagai pemberontakan terbesar lantaran Mandatjan berhasil mengajak 14 ribu warga suku Arfak yang menjadi pengikutnya untuk masuk hutan.
Dari hutan Mandatjan bersama pengikutnya melakukan serangkaian kegiatan penghadangan, penyerangan dan pengacauan keamanan lainnya di kecamatan Warmare dan Ransiki.
Namun perlu diketahui jika Lodewijk Mandatjan bukanlah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca Juga:
Dimusnahkan, Dukcapil Muarojambi Bakar 9.703 Blangko E-KTP Rusak
Menangkan Mobil Mewah 700 Juta, Pengemudi Ojol Dedi Heryadi Akan Umrohkan Orangtua dan Mertua
Tiga Bulan Tak Diambil, Data Registrasi Motor yang Ditilang Ditlantas Polda Jambi Terancam Dihapus
Mandatjan dan suku Arfak yang dipimpinnya memberontak karena buruknya keadaan ekonomi di Irian Barat saat itu.
Lodewijk Mandatjan sendiri ialah sebenarnya ialah seorang patriot pejuang Trikora saat Indonesia berusaha merebut Irian Barat dari Belanda.
Usaha-usaha Mandatjan dalam melakukan pemberontakan sangat meresahkan.

Hingga pada awal 1967 pos Komando Rayon Militer (Koramil) di Warmare Sektor-B diserang oleh puluhan separatis Mandatjan.
Sialnya, Koramil hanya dipertahankan oleh 6 orang prajurit TNI.
Meski begitu keenam anggota TNI itu tetap melawan dengan gigih.
Kontak tembak sengit terjadi, selama seminggu kelompok separatis mengepung Koramil.
Baca Juga:
Upacara Hari Bela Negara, Kapolda Jambi Irjen Pol Muchlis Ingatkan Kesadaran Bela Negara Sejak Dini
Habiskan Waktu 10 Jam Lebih, KPU akan Simulasi Ulang Penghitungan Suara
Jarang Terekspose, Deretan Artis yang Menikah Dengan Pria Konglomerat, Tak Kalah Dari Nia Ramadhani
Keenam anggota TNI itu mulai menghadapi masalah menipisnya amunisi, kekurangan logistik, dan kurang tidur.
Bahkan satu orang anggota TNI gugur hingga jasadnya terpaksa dikuburkan dalam markas lantaran kepungan rapat musuh.
Dikutip dari Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, tim RPKAD (Kopassus) Irian Barat pimpinan Sintong Panjaitan yang ditugaskan di sana langsung disuruh menghadap Danrem 171/Manokwari Kolonel K.Sutrisno.

Sintong yang baru saja menginjakkan kaki di bumi Cenderawasih langsung diperintahkan untuk membebaskan Koramil di Warmare.
Tanpa menunggu lagi, tim RPKAD yang berkekuatan 50 personil langsung berangkat menuju lokasi menggunakan dua buah truk.
Petang hari tim RPKAD tiba di lokasi dan tanpa ba bi bu langsung merangsek, menyerbu secara frontal ke kelompok separatis.
Baca Juga:
VIDEO: Jalan Gubeng Surabaya Ambles Sedalam 8 Meter
Disebut Jualan Jilbab Demi Menyambung Hidup,Ternyata Ini yang Dilakukan Istri Saat Zumi Zola Dihukum
Manchester United Tunjuk Ole Gunnar Solskjaer, Super Sub yang Persembahkan The Treble Bagi United
Secara cepat kelompok separatis dipukul mundur hingga menyebabkan beberapa diantaranya tewas.
Sementara di pihak RPKAD tak ada satu anggota pun terbunuh.
Akhirnya kelima personel TNI di Koramil Warmare berhasil dibebaskan.
(Seto Aji/Gridhot.ID)
Puluhan Akun KKB Papua Diblokir, Paling Banyak Gunakan Facebook untuk Propaganda
Pemerintah telah memblokir 20 akun media sosial yang dipakai untuk menyebar propaganda terkait aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, dari 20 akun media sosial tersebut, 16 di antaranya merupakan akun Facebook, tiga akun Twitter, dan satu channel Youtube.
“Ada 20 akun yang sebagian besar itu adalah Facebook, baru Twitter dan Youtube. Youtube sedikit cuma satu, yang Twitter 3, berarti 16 Facebook. Ini sedang diprofiling oleh satgas siber yang ada di Papua,” tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/12/2018).
Baca Juga:
VIDEO: Jalan Gubeng Surabaya Ambles Sedalam 8 Meter
Keracunan Santapan Kendurian di Teluk Nilau, Polisi Ambil Sampel Makanan
VIDEO: Terus Bergerak Memburu, Pasukan Brimob Berhasil Hancurkan Markas KKB di Belantara Papua
Dedi mengatakan, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang menelusuri admin akun media sosial tersebut.
Namun, Dedi tak membeberkan hasil penelusuran yang telah dilakukan.
“Saat ini kami masih melakukan profiling terhadap admin 20 akun media sosial tersebut. Nanti kalau sudah tertangkap akan kita ekspose lagi. Sekarang jangan terlalu detail dulu,” kata Dedi.

Sampai saat ini, ucap Dedi, pihaknya baru menemukan 20 akun media sosial yang digunakan KKB untuk melakukan agitasi dan propaganda kepada masyarakat.
Kepolisian, lanjut Dedi, akan terus melakukan patroli siber untuk mendeteksi seluruh akun media sosial yang melakukan agitasi dan propaganda terkait aksi KKB tersebut.
“Sementara ini baru 20 akun media sosial, belum bertambah lagi. Tim kami masih melakukan patroli untuk mencari akun-akun lain yang terkait dengan aksi propaganda dan agitasi KKB itu,” tutur Dedi.
Baca Juga:
Hormati yang Ibadah, Wabup Minta Masyarakat Jangan Berlebihan, Peringati Malam Pergantian Tahun
Inneke Koesherawati Akui Pernah Gunakan Bilik Asmara Lapas Sukamiskin,Ini Ceritanya Soal Ruangan Itu
Wanita Cantik 48 Tahun Ini Menikah dengan Kakek 84 Tahun, Viral Ini Sosok Pengantinnya
Sebelumnya, Pembunuhan sadis dilakukan KKB di wilayah Nduga, Papua terhadap pekerja PT Istaka Karya. Mereka bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah.
Pasca-peristiwa, tim gabungan berhasil mengidentifikasi 17 orang meninggal dunia.
Tim gabungan saat ini masih fokus mencari 4 korban hilang, yang diduga berhasil melarikan diri saat kejadian.
Sedangkan empat orang lainnya yang juga sempat dibawa ke Bukit Puncak Kabo dan melarikan diri, dinyatakan selamat dan sudah dievakuasi.
Sebanyak 27 orang dinyatakan selamat dan sudah dievakuasi. Mereka terdiri dari pekerja jembatan, pekerja puskesmas, telkom, dan karyawan SMP. (Reza Jurnaliston)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI JUGA FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: