Sampai Kubur Jasad Rekan di Dalam Markas, Kisah 6 Anggota TNI Bertahan Hidup dari Kelompok Separatis
Sampai Kubur Jasad Rekan di Dalam Markas, Kisah 6 Anggota TNI Bertahan Hidup dari Kelompok Separatis
Meski begitu keenam anggota TNI itu tetap melawan dengan gigih.
Kontak tembak sengit terjadi, selama seminggu kelompok separatis mengepung Koramil.
Baca Juga:
Upacara Hari Bela Negara, Kapolda Jambi Irjen Pol Muchlis Ingatkan Kesadaran Bela Negara Sejak Dini
Habiskan Waktu 10 Jam Lebih, KPU akan Simulasi Ulang Penghitungan Suara
Jarang Terekspose, Deretan Artis yang Menikah Dengan Pria Konglomerat, Tak Kalah Dari Nia Ramadhani
Keenam anggota TNI itu mulai menghadapi masalah menipisnya amunisi, kekurangan logistik, dan kurang tidur.
Bahkan satu orang anggota TNI gugur hingga jasadnya terpaksa dikuburkan dalam markas lantaran kepungan rapat musuh.
Dikutip dari Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, tim RPKAD (Kopassus) Irian Barat pimpinan Sintong Panjaitan yang ditugaskan di sana langsung disuruh menghadap Danrem 171/Manokwari Kolonel K.Sutrisno.

Sintong yang baru saja menginjakkan kaki di bumi Cenderawasih langsung diperintahkan untuk membebaskan Koramil di Warmare.
Tanpa menunggu lagi, tim RPKAD yang berkekuatan 50 personil langsung berangkat menuju lokasi menggunakan dua buah truk.
Petang hari tim RPKAD tiba di lokasi dan tanpa ba bi bu langsung merangsek, menyerbu secara frontal ke kelompok separatis.
Baca Juga:
VIDEO: Jalan Gubeng Surabaya Ambles Sedalam 8 Meter
Disebut Jualan Jilbab Demi Menyambung Hidup,Ternyata Ini yang Dilakukan Istri Saat Zumi Zola Dihukum
Manchester United Tunjuk Ole Gunnar Solskjaer, Super Sub yang Persembahkan The Treble Bagi United
Secara cepat kelompok separatis dipukul mundur hingga menyebabkan beberapa diantaranya tewas.
Sementara di pihak RPKAD tak ada satu anggota pun terbunuh.
Akhirnya kelima personel TNI di Koramil Warmare berhasil dibebaskan.
(Seto Aji/Gridhot.ID)
Puluhan Akun KKB Papua Diblokir, Paling Banyak Gunakan Facebook untuk Propaganda
Pemerintah telah memblokir 20 akun media sosial yang dipakai untuk menyebar propaganda terkait aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, dari 20 akun media sosial tersebut, 16 di antaranya merupakan akun Facebook, tiga akun Twitter, dan satu channel Youtube.