Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB

Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Via intisari-online
Tentara Organisasi Papua Merdeka (OPM) menenteng senjata. 

Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB

TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok Kriminal Bersenajata (KKB) di Papua, bisa dikatakan sangat terlatih menggunakan senjata api.

Pasalnya, penyerangan terhadap para pekerja Jalan Trans Papua, hingga menewaskan 16 orang itu menggunakan senjata api.

Lalu, bagaimana mereka bisa tahu menggunakan alat untuk berperang itu.

Mantan Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, menjelaskan siapa sosok yang ada di balik Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.

Baca Juga:

VIDEO: Terus Bergerak Memburu, Pasukan Brimob Berhasil Hancurkan Markas KKB di Belantara Papua

Indonesia Enggan Bernegosiasi dengan KKB di Papua, Wiranto Sampai Sebut Egianus Kogoya Seperti ini

Mantan Kapolda Papua Ungkap Perangai KKB Egianus Kogeya, Ada Anak Gadis Tinggal Main Ambil

Irjen Pol Paulus sempat menjabat selama 14 tahun menjadi Kapolda Papua sebelum akhirnya ditarik di Mabes Polri.

Dikutip dari Tribunnews, Paulus memberikan komentarnya terkait aksi KKB di Papua yang melakukan pembantaian pekerja PT Ista Karya beberapa waktu lalu.

Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa saat dirinya menjabat sebagai Kapolda, ia sudah pernah melakukan upaya untuk membubarkan kelompok tersebut.

Bahkan dirinya mencurigai keterlibatan mantan aparat untuk melatih anggota-anggota KKB ini.

Mantan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw | Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB.
Mantan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw | Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB. (kolase tribunnews)

Paulus melanjutkan, aparat yang melatih KKB ini adalah mantan anggota Polisi dan TNI.

"Mereka dilatih. Saya curiga ada mantan aparat yang melatih mereka. Dulu itu, saya sudah pecat beberapa."

"Kemungkinan mantan aparat ini ada yang dari Polisi ada yang dari TNI melatih mereka."

"Sekarang kan, mereka sudah pakai Tele. Kelompok bersenjata ini sudah semakin modern." jelas Paulus.

Selain itu, saat ditanyai tentang pimpinan KKB Papua yakni Egianus Kogoya, ia menjelaskan baru mengetahui nama tersebut dalam kelompok KKB.

Baca Juga:

Keracunan Santapan Kendurian di Teluk Nilau, Polisi Ambil Sampel Makanan

VIDEO: Terus Bergerak Memburu, Pasukan Brimob Berhasil Hancurkan Markas KKB di Belantara Papua

Pelayanan Desa Pindah ke Rumah Kades, 478 KK Terdampak Banjir di Desa Pulau Kayu Aro

"Tidak ya. Saya baru tahu nama itu. Dia mungkin orang baru ya. Nama pimpinan yang terkenal sekali itu, Goliath. Kalau Egianus itu, saya tidak mengerti," ungkapnya.

Ia lantas menjelaskan bahwa anggota dari KKB di Nduga merupakan anak-anak muda yang mendapatkan kenyamanan dengan melakukan sederet aksi anarkis.

"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas."

"Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa.

"Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?," jelas Paulus.

Kemudian Paulus mengungkapkan bahwa senjata yang diperoleh oleh kelompok KKB merupakan hasil rampasan dari milik aparat yang bertugas di Papua.

Irjen Pol Paulus Waterpauw, mantan Kapolda Papua.
Irjen Pol Paulus Waterpauw, mantan Kapolda Papua. (Kompas.com/Kristian Erdianto)

Mereka merampas senjata aparat yang sedang lengah atau sedang sendirian.

Setelah melakukan pemantauan kondisi sekitar, anggota KKB selanjutnya melakukan perampasan.

"Tidak jarang aparat ini, baik TNI ataupun Polisi jalan sendirian atau kelompok yang tidak besar untuk menyisir ke hutan-hutan."

"Pergerakan mereka ini terpantau oleh mereka. Nah, di saat lengah, senjata dirampas."

"Kalau kelompok aparat ini cukup besar, mereka berondong peluru. Semakin banyak peluru yang bisa dirampas ini, mereka semakin tinggi begitu. Tinggi hati gitu." ungkapnya.

Baca Juga:

Indonesia Enggan Bernegosiasi dengan KKB di Papua, Wiranto Sampai Sebut Egianus Kogoya Seperti ini

Awalnya Hanya bermaksud Mencuri Mobil, Tiba-tiba 4 Pemuda Merudapaksa Wanita Cantik Ini

Hormati yang Ibadah, Wabup Minta Masyarakat Jangan Berlebihan, Peringati Malam Pergantian Tahun

Terkait latar belakang kasus-kasus yang ada di Nduga, Paulus mengungkapkan bahwa sebelumnya memang sudah ada masalah serupa.

"Dulu, kalau di Nduga ini memang ada 11 masalah yang harus diselesaikan. Terutama masalah HAM."

"Pak Luhut, dulu sempat minta saya dan pihak TNI untuk segera menyelesaikan masalah-masalah ini."

Ia lantas melanjutkan bahwa sudah pernah menyelesaikan masalah yang muncul di Papua, namun untuk masalah yang terakhir, Paulus menjelaskan bahwa dirinya belum mengetahuinya.

"Beberapa sudah selesai. Kalau untuk yang penembakan terakhir ini, saya tidak tahu persis apa latar belakangnya."

"Apa terkait atau tidak dengan sebelumnya? Saya tidak tahu." terangnya.

Terakhir, Paulus mengungkapkan saran dan solusinya agar tidak ada lagi permasalahan serupa yang terjadi.

"Saya kurang melihat ada gerakan dari kepala daerah atau pemerintah daerah setempat untuk mengajak diskusi kelompok-kelompok ini."

"Seharusnya, pemerintah setempat mengajak kelompok ini untuk diskusi. Ajak bicara."

Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.(Iwan Adisaputra)
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.(Iwan Adisaputra) (ANTARA)

Upaya tersebut juga harus terus dilakukan apabila belum mendapatkan kesimpulan dan penyelesaian akhir.

"Sekali, masih ada pertanyaan, ajak lagi untuk kedua kalinya.Masih ada yang tidak paham, ajak lagi yang ketiga."

"Itu yang saya lakukan dulu. Ini yang saya tidak lihat dari pemerintah daerah setempat." pungkasnya.

Wiranto Tak Beri Kompromi

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menjelaskan bahwa tidak ada negosiasi terkait KKB yang ada di Nduga.

Ia menjelaskan bahwa kelompok KKB merupakan kelompok yang menentang NKRI sehingga tidak akan diberikan kompromi.

"Kita tidak pernah kompromi sebenarnya dengan kelompok itu karena kita enggak equal tidak ada satu kesetaraan antara negara yang sah NKRI dengan kelompok-kelompok seperti itu"

"Apakah kelompok kriminal apakah kelompok-kelompok yang menentang keberadaan NKRI," ujar Wiranto, di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (1/11/2016). (Dimas Jarot Bayu)

Ia lantas mengugkapkan KKB yang diketuai oleh Egianus Kogoya adalah orang-orang yang sedang khilaf dan tersesat.

Wiranto lantas menegaskan tidak akan memberikan negosiasi apapun pada kelompok pemberontak itu.

"Kita akan menerima kalau mereka sadar, tapi bukan dalam bentuk negosiasi tak ada negosiasi antara pemerintah dengan kelompok seperti itu," ucap Wiranto dikutip dari Tribunnews.com.

Terkait sederet aksi yang dilakukan oleh kelompok KKB di Nduga, Wiranto juga memberikan penjelasannya.

Menurutnya, kelompok kriminal tersebut hanya ingin mermbuat propaganda.

"Tadi Pak Kapolri (Tito Karnavian-Red) bilang propaganda-propaganda terus dan kita nggak mau dengarkan kita punya intelijen sendiri." terang Wiranto.

Baca Juga:

Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru, Polres Sarolangun Siagakan 3 Pos Pengamanan di Perbatasan

Kisah Haru, Bertahun-tahun Pacaran, Berakhir di KUA Sebagai Saksi Sang Pacar Menikah

Pertanyaan Kocak Mr Limbad ke Ustaz Abdul Somad, Jawaban UAS Bikin Limbad Geleng-geleng Kepala

Wiranto menambahkan, pihaknya telah mengetahui latar belakang kelompok kriminal tersebut, dan tinggal menunggu proses penyelesaian saja.

Kita tahu apa yang mereka lakukan, tau kekuatan mereka berapa, di mana mereka ada. tinggal kita selesaikan aja. Jadi jangan dengarkan orang sudah ngacau kok," ujar Wiranto.

Siapa Kelompok Kriminal itu?

Dikutip dari Kompas.com, Kodam XVII/Cenderawasih menegaskan bahwa KKSB di Kabupaten Ndugabertanggungjawab atas pembantaian pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi Kabupaten Nduga, Papua.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi.

Menurut keterangannya, kelompok tersebut dipimpin oleh Egianus Kogeya.

"Selama ini kami sudah memetakan kekuatan KKSB. Kelompok yang selama ini beroperasi di Kabupaten Nduga adalah kelompok KKSB pimpinan Egianus Kogeya," ujar Letkol Sianturi, Selasa (4/12/2018).

Egianus Kogeya selama ini mempunyai catatan rapor merah oleh aparat Kepolisian dan TNI lantaran melakukan serangkaian aksi penembakan.

Ia juga menjelaskan jika setidaknya kelompok tersebut memiliki 20 hingga 25 senjata api berstandar militer yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri secara paksa.

Letkol Inf Dax Sianturi mengungkapkan, kelompok KSB tersebut juga memang diketahui sering beroperasi di sekitar Kabupaten Nduga, Papua.

Baca Juga:

Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru, Polres Sarolangun Siagakan 3 Pos Pengamanan di Perbatasan

Masih Koordinasi, Bawaslu Ancam Tindak Angkot yang Pasang Atribut Caleg

Saat 2 Komoditas Unggulan Terpuruk, Pemkab Batanghari Sarankan Aren Jadi Tanaman Alternatif

Kelompok ini sendiri mempunyai kekuatan sekitar 40 anggota.

Mereka kerap bersembunyi di hutan-hutan terpencil sehingga tidak terkontrol patroli polisi.

"Mereka mempunyai basis di hutan-hutan pedalaman di Kabupaten Nduga. Hutan-hutan ini sangat terpencil. Mereka menggunakan rintangan alam, sehingga partoli-patroli kami sangat sulit mencapai basis-basis mereka ini," ungkap Letkol Sianturi dilansir dari Tribunnews.com.

Kesulitan lainnya juga diungkapkan oleh Letkol Sianturi bahwa kelompok KKSB kerap bergabung dengan masyarakat.

"Mereka juga sering bergabung dengan masyarakat sehingga kita tak bisa memastikan mana yang betul-betul KKB, mana yang hanya simpatisan dari KKB," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Dicurigai Ada Mantan Anggota Polisi dan TNI yang Latih Aksi KKB di Nduga Papua

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON JUGA VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI JUGA FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved