Temukan Foto ini, Pentolan KKB Sebut Jonny Arung Anggota Kopassus Anak Buahnya Prabowo Subianto
Temukan Foto ini, Pentolan KKB Sebut Jonny Arung Anggota Kopassus Anak Buahnya Prabowo Subianto
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Gar-gara temukan foto bersama Prabowo Subianto, akun Pentolan KKB Sebut Jonny Arung Anggota Kopassus
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak cerita yang didapat dari para korban selamat atas tindakan keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Mulai dari menyusuri hutan belantara agar terlepas dari KKB.
Hingga pura-pura mati di sekumpulan tumpukan jasad kawannya.
Bahkan yang terbaru, soal foto yang disangkutpautkan dengan mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Suami Jadi Korban Pembantaian KKB di Nduga Papua, Sang Istri Histeris, Ini Kata Terakhir Suaminya
Sekeluarga Dibantai KKB di Nduga Papua, Nasib Irawan Mujur Luput Dari Maut Saat Sedang Pasang Kabel
Kisah Misi Pasukan Khusus Raider Kostrad dan Kopassus Bergabung Bebaskan Korban Sandera KKB di Papua
Lalu apa hubungannya dengan Prabowo Subianto?
Jonny Arung, salah seorang mandor di PT Istaka Karya menjadi salah satu korban selamat dalam insiden penembakan di Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018) lalu.
Jonny Arung telah dicap militer oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Rupanya selama ini gerak-gerik Jonny telah dipantau oleh KKB di Papua.
Pria asal Toraja tersebut telah lama dibuntuti oleh Divisi Siber kelompok pemberontak tersebut.
Kelompok pemberontak tersebut melacak aktivitas Jonny di media sosial.
Dari pantauan mereke, Jonny disimpulkan memiliki latar belakang militer.
Kesimpulan tersebut didapat dari beberapa foto yang di unggah Jonny di media sosialnya.
Foto yang dimaksud yakni ketika Jonny berfoto bersanding dengan Prabowo yang diketahui mereka sebagai pentolan Kopassus.
Berdasarkan foto tersebut, Jonny dianggap sebagai anggota Kopassus anak buah Prabowo.
Namun sampai berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi langsung dari Prabowo Subianto mengenai foto di bawah ini atau kenal atau tidak dengan sosok Jonny Arung, seperti dengan foto-foto yang beredar di Facebok.

Baca Juga:
Resmi Nikahi Shelvie, Daus Mini Sempat Gugup Sebelum Akad, Begini Sosok Istrinya yang Ketiga
Kesal Gara-gara Sampah, Warga 4 Kelurahan Blokir Jalan TB Sriwijaya
Dapat Rekor Muri, 4000 Lebih anak PAUD di Jambi, Menari Zapin Berayun
Foto lain juga menunjukan Jonny berpose dengan Presiden RI Joko Widodo.
Selain itu Jonny juga pernah mengunggah foto menggenakan Baret layaknya aparat.
Diketahui baret yang dikenakan Jonny pada foto itu adalah Baret GP Nasem.
Kesimpulan penyelidikan kelompok pemberontak tersebut disampaikan salah satu pentolan KKB melalui media soal Facebook.
Akun Facebook King Jems Westlan membeberkannya pada Rabu (5/12/2018) lalu.
"Ternyata seorang Jonny Arung adalah Kopassus dari bawahannya Prabowo Subianto, sehingga Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (kelompok pemberontak) mengambil sikap menembak mati 24 orang itu murni tentara aktif TNI/Kopassus," tulis akun King Jems Westlan.
Begitu pula dengan unggahan foto dan caption dari akun bernama Pace Gimbal. Akun ini menulikan hal berikut.
"Jonny Arung, yang selamat dari penembakan Angkatan Bersenjata Nasional Papua Barat dari organisasi Papua Merdeka (tpnpb / OPM) di curigai, Papua Barat, yang di klaim oleh warga sipil, ternyata bohong, jonny adalah aparat militer Indonesia... Ini adalah foto-fotonya."tulis Akun Pace Gimbal.
Baca: Serunya Vlog Ganjar Pranowo di Tribun Jambi, Bicara Kuliner Jambi, Ajak Guyon Peserta Mobile Legend
Berikut unggahan dari Akun Facebook Pace Gimbal.
Berikut vidonya:
Baca Juga:
VIDEO: Usai Pelantikan, Ganjar Pranowo Langsung Wakafkan Pengda KAGAMA Jambi pada Pemerintah
Ustadz Abdul Somad Tanggapi Tentang Cebong dan Kampret, Ungkap Juga Alasan Tak Ikut Reuni 212
Suami Jadi Korban Pembantaian KKB di Nduga Papua, Sang Istri Histeris, Ini Kata Terakhir Suaminya
Dalam unggahan tersebut juga dijelaskan bahwa 10 orang yang selamat dalam insiden penembakan memang sengaja di bebaskan.
Alasan pembebasan tersebut lantaran mereka dianggap sebagai warga sipil.
Sementara pekerja yang ditembak secara masal di Nduga di klaim kelompok pemberontak sebagai anggota TNI yang menyamar sebagai warga sipil.
//
Tindakan Pemerintah Untuk Tumpas KKB dengan Operasi Militer Besar-besaran
Tragedi berdarah yang menewaskan 19 orang di Nduga, Papua cukup menarik banyak perhatian.
Bahkan, sang Pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut, sempat menantang Pemerintah Indonesia dan TNI serta Polri untuk berperang.
Melalui unggahan di akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya, Pemimpin dari KKB tersebut membuat surat terbuka.
Singkat cerita dalam surat terbuka tersebut, KKB siap melakukan perang darat dengan TNI dan Polri.
Baca Juga:
Hasil Liga Italia Tadi Malam, Roma Ditahan Imbang, Berikut Jadwal Big Match Ac Milan vs Torino
Klasifikasi Disabilitas yang Bisa Untuk Memilih di Pilpres dan Pileg 2019 Menurut KPU Provinsi Jambi
PT LIB Siapkan Tiga Trofi Liga 1, Laga Persija dan PSM Bakal Sengit, Enam Kandidat Pemain Terbaik
Tidak hanya itu, satu permintaannya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), Pihak TNI dilarang menggunakan Helikopter dan bom untuk berperang.
Nampak tidak siap dengan pertempuran skala besar, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menanggapi sebaliknya.
Indonesia melalui TNI & Polri harus bertindak dengan skala besar.

Menanggapi tragedi itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pun buka suara terkait tewasnya 19 orang pekerja proyek Trans Papua di Nduga.
Para pekerja menjadi korban pembunuhan keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berafilisisasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Jusuf Kalla berujar jika TNI dan Polri bakal lakukan operasi militer skala besar di Papua.
Operasi tersebut harus digelar karena ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata.
"Kasus ini ya polisi dan TNI harus operasi besar-besaran, karena ini jelas masalahnya mereka (kelompok bersenjata) yang menembak, mereka yang melanggar HAM tentunya," ujar Jusuf Kalla usai pembuka Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII), di Padang, Sumatera Barat, Kamis (6/12) seperti dikutip dari TribunJambi.com.

Jusuf Kalla juga mengatakan jika selama ini pemerintah sudah melakukan upaya persuasif agar pihak separatis mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Namun upaya persuasif pemerintah, TNI dan Polri itu malah dianggap sebagai pelanggaran HAM.
Namun sekarang terbukti siapa pelanggar HAM sebenarnya.
Baca Juga:
Tak Mau Kalah dari Gisel, Gading Marten Minta Nebeng Boy Edisi Valentine! Begini Katanya
Bongkar Tas Nella Kharisma, Bu Dendy Tulungagung Ungkap Isinya, Ada Sisir Hingga Barang Ini
20 Tahun Kemudian, Siswa yang Nonton Aksi Kolonel Makan Telur Sanca Itu Jadi Danjen Kopassus
"Ya sering pola seperti ini ingin lebih soft supaya jangan dituduh kita (pemerintah) yang melanggar HAM, padahal ini yangg melanggar HAM itu siapa? mereka kan yang melanggar HAM," ungkap Jusuf Kalla.
Sebelumnya telah terjadi pembunuhan sadis yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya terhadap 19 orang pekerja Trans Papua pada Minggu (2/12) di Nduga.
Dugaan penyebab pembunuhan ketika seorang pekerja trans papua mengambil foto upacara peringatan HUT OPM.
Berang, KKB lantas membantai para pekerja tersebut.
Berikut video pernyataan Jusuf Kalla:
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON JUGA VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: