Kisah Pilot TNI AU Pemberani yang Pernah Tembus Kabut Asap Tebal Jambi dengan Pesawat Hercules
Kisah Pilot TNI AU Pemberani yang Pernah Tembus Kabut Asap Tebal Jambi dengan Pesawat Hercules
Kisah Pilot TNI AU Pemberani yang Pernah Tembus Kabut Asap Tebal Jambi dengan Pesawat Hercules
TRIBUNJAMBI.COM - Di saat pesawat komersil "tak berkutik" akibat asap, terlihat pesawat Hercules jenis C-130 milik TNI-AU menembus pekatnya kabut asap di langit Jambi, Sabtu (26/9/2015).
Pesawat angkut berat pabrikan 1982, itu mendarat guna menjemput kendaraan kepresidenan, peralatan pendukung pengamanan dan personel Paspampres untuk kembali ke Jakarta.
Di tengah pendeknya jarak pandang Bandara Sultan Thaha hanya sejauh 500 meter, Mayor (Pnb) Teddy Syahputra dengan lugas membelah asap lepas landas.
Namun, siapa sangka di balik kemudi pesawat ternyata ada orang asli Jambi. Berperawakan tinggi tegap 170 sentimeter, Mayor Teddy dengan ramah menyapa. "Jambi tempat kelahiran saya, (dan) saya tinggal di Beringin," ucap Teddy.
Baca Juga:
Awalnya Sombong, Namun Pasukan Elite Australia Mendadak Gentar Saat Tahu Kualifikasi Paskhas TNI AU
Leo Wattimena, Pilot TNI AU yang Berani Marah ke Jenderal TNI Saat Anak Buahnya Cuma Makan Tempe
Kisah Pasukan Elite Belanda, Inggris & Nepal yang Keok Oleh Serangan Si Korps Baret Merah Kopassus
Mendarat dengan kondisi jarak pandang terbatas sudah diperhitungkan, mulai ketinggian jelajah pesawat, jarak pandang dan cuaca.
Praktis, sebut Teddy, semua mengikuti standar dan prosedur yang berlaku di penerbangan militer.
"Ini bukan soal berani, enggak berani. Tapi ini sesuai prosedur. Namanya VOR approach runway 31, di mana di situ ditentukan weather (kondisi cuaca) minimum bisa kita approach (mendarat)," kata pria kelahiran 1978.
Jarak pandang sejauh 500 meter akibat kabut asap menurut Teddy, masih memungkinkan Hercules mendarat.
"Jadi sudah kita maintanance (perhitungkan), kalau tidak memungkinkan saya akan cancel (batal)," ujarnya.

Meskipun tanpa dibantu dengan sistem pendarat ILS, yang memandu pesawat mendarat ke landas pacu, pesawat Hercules mendarat mulus.
Menurut Teddy, Bandara Sultan Thaha seharusnya memiliki ILS yang mengombinasikan sinyal radio dan sinar lampu berintensitas tinggi.
"Saya sayangkan di Jambi tempat kelahiran saya, di sini tidak ada ILS. Padahal itu salah satu alat bisa menggaet pesawat untuk landing dengan jarak pandang sangat terbatas, sementara kota-kota lain seperti Palembang, Medan sudah punya, padahal Jambi juga termasuk kota besar," kata dia.
Baca Juga:
Peluang Honorer Bisa Jadi PNS Walau tak Lulus Tes CPNS 2018 Sangat Besar, Lewat PP No 49 Tahun 2018
Honorer K2 Jadi PNS, Pemkab Tanjab Timur Tunggu Juknis PP No 49 Tahun 2018
Peluang Pegawai Honorer Jadi PNS, Presiden Jokowi Beberkan Mekanisme ini Untuk Diikuti
Teddy merupakan satu di antara penerbang terbaik TNI-AU.
Dikutip dari laman TNI-AU di www.tni-au.mil.id, Teddy siswa lulusan terbaik pendidikan Kursus Perwira Keselamatan Terbang dan Kerja (Suspa Lambangja) angkatan ke-27 di Jakarta.
Dia pernah terlibat dalam operasi SAR pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata, akhir 2014.
Lulusan SMAN 3 Kota Jambi, itu setamat sekolah langsung mendaftar ke AAU dan sempat mengenyam pendidikan di Amerika Serikat.

Momen Menaiki Pesawat Hercules TNI AU, Anda Akan Merasakan Serasa Pesawat Akan Jatuh
Menumpang pesawat angkut militer C-130 Hercules milik TNI AU memang dibutuhkan nyali ala militer karena sangat jauh kenyamanannya dibandingkan menumpang pesawat komersil.
Ketidaknyamanan yang dialami dan harus disadari bagi penumpang warga silpil adalah jika terjadi sesuatu (accident) tidak ditanggung oleh asuransi.
Jika terjadi accident dan ada korban warga sipil, pihak TNI AU biasanya hanya akan memberikan ‘uang tali asih’ sebagai tanda duka cita serta turut berbela sungkawa.
Baca Juga:
Soekarno Langsung Berdoa Saat Ajudannya Ceritakan Soal Sorot Mata Kartosoewiryo yang Dieksekusi Mati
Detik-detik Wafatnya Soekarno, Tak Mampu Tuntaskan Kalimat ini Saat Dibisikan Sesuatu Oleh Anaknya
Ternyata Ini Dia Sosok Model Patung Pancoran yang Jarang Diketahui, Seorang Seniman Andalan Soekarno
Tapi bagi anggota TNI yang meninggal dalam sejumlah kasus jatuhnya pesawat Hercules akan dianggap gugur dalam tugas dan mendapat uang asuransi yang dikelola oleh koperasi kesatuan TNI bersangkutan.
Oleh karena itu bagi warga sipil yang sedang terbang menggunakan pesawat Hercules memang harus punya nyali karena status penerbangannya merupakan penerbangan untuk militer.
Artinya segala sesuatu yang menimpa warga sipil bersangkutan ketika sedang menumpang pesawat Hercules TNI AU akan ‘diperhitungkan’ secara militer.

Sebagai pesawat angkut militer serba guna, demi mendukung operasional tempur para prajurit TNI hal-hal yang bersifat kenyamanan memang dihilangkan.
Misalnya untuk memasuki Hercules para penumpang umumnya berjalan kaki dari apron (tempat berkumpul penumpang untuk ditimbang) lalu menuju Hercules yang sudah parkir di landasan pacu.
Para penumpang bisa memasuki Hercules dari pintu samping atau dari pintu ekor (ramp door) secara berbondong-bondong sambil membawa barang bawaan.
Ketika mesin dinyalakan dan dalam persiapan lepas landas, ramp door perlahan ditutup secara hidrolik sehingga menimbulkan suara mendesing sekaligus berisik.
Sepanjang penerbangan meski keempat mesin Hercules terus meraung-raung hingga para penumpang dalam perut Hercules ‘sulit ngobrol’ karena suaranya dikalahkan oleh raungan mesin, umunya penerbangan terasa tenang dan nyaman.
Tapi suara berisik dan ribut kembali muncul ketika Hercules sedang dalam persiapan mendarat (decent).
Baca Juga:
Nonton Live Streaming ILC tvOne Malam ini yang Memasang Tema, Reuni 212: Memperkuat Persatuan Umat
Peringati Hari Bakti PU ke-73, Sekda Provinsi Jambi Cerita Soal Gedung Sate di Bandung
Rilis Klip Terbaru, Ini Lirik Lagu Thank U, Next Ariana Grande dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Tak ada pengumuman dari Kapten Pilot saat Hercules akan mendarat dan tak ada petugas yang menyuruh para penumpang mengenakan sabuk pengaman.
Yang ada adalah suara seperti benturan sangat keras ketika roda-roda pesawat dikeluarkan, disusul suara bising sistem pengeremen disertai raungan keras keempat mesin dalam upaya menahan laju pesawat (engine break).
Suara-suara gaduh menjelang Hercules mau mendarat bagi para penumpang Hercules pemula bisa membikin pucat karena suasananya seperti pesawat mau jatuh.
Apalagi ketika roda Hercules menyentuh landasan pun terasa begitu kasar dan mengguncang disusul oleh suara gaduh ketika ramp door secara perlahan terbuka.
Fungsi ramp door memang ganda karena sekaligus berperan sebagai ‘tangga’ untuk turunnya barang-barang dan penumpang.

Ketika ramp door terbuka para penumpang Hercules merasa lega karena dunia terasa terbuka luas setelah sebelumnya para penumpang Hercules berada dalam ruang yang cenderung gelap.
Hercules memang memiliki sejumlah jendela berbentuk bulat tapi posisinya cukup tinggi sehingga untuk bisa melihat keluar penumpang harus berdiri.
Pemandangan luar yang bisa dilihat pun cuma terbatas.
Jadi sepanjang penerbangan para penumpanya sama sekali tidak bisa menikmati pemandangan luar apalagi pemandangan di darat .
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pilot Pesawat Hercules Saat Tembus Pekatnya Asap di Jambi"
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON JUGA VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: