Saat TNI Gondrong Saling Tatap dengan Sosok Gondrong Lainnya di Hutan, Hingga Satu Diantaranya Tewas

Terlebih bila anggota TNI tersebut merupakan satuan pasukan khusus yang sering turun ke misi-misi berbahaya dan rahasia.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Garda Nasional
Tak ingin ditembak duluan, Mursihadi kemudian berhasil menembak mati Si Fretilin gondrong dalam kontak tembak yang berlangsung singkat 

TRIBUNJAMBI.COM - Melihat penampilan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), terbayang dibenak sosok tegap, berambut cepak dan gagah berani.

Terlebih bila anggota TNI tersebut merupakan satuan pasukan khusus yang sering turun ke misi-misi berbahaya dan rahasia.

Baca: 10 Kecelakaan Pesawat yang Tak Terpecahkan dan Masih Misteri, Mulai dari PD II Sampai MH370

Baca: Jadwal Lengkap Piala AFF 2018, Timnas Indonesia Siap Pesta Gol Lewat Satu Pemain Kunci Ini

Saking rahasianya, penampilan yang identik dengan seorang tentara pun terkadang berubah menjadi sosok lain yang sulit untuk dikenali.

Sehingga penampilan mereka pun bervariasi, dengan rambut gondrong dan pakaian seadanya, terkadang membuat orang awam susah membedakannya dengan anggota pemberontak bila terjadi sebuah konflik.

Semisalnya saat konflik lepasnya Timor Timur (Timor Leste) dari tangan Indonesia.

Pasukan pemberontak yang bernama Fretilin, sangat identik dengan rambut gondrong dan dan pakaian seadanya.

Hal itu pun dilakukan oleh pihak TNI demi mampu menyusup dan menyatu dalam badan pemberontak itu.

Seperti dikutip TribunJambi.com dari Garda Nasional, seorang Sersan Mayor bernama Mursihadi, seorang pensiunan TNI dari Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) Korem 074 Warasratama, Surakarta, mengalami kisah tersebut saat bertugas di Timor-Timur, pada awal Operasi Seroja, 1975.

Seperti kebanyakan anggota TNI lainnya, Mursihadi juga berambut gondrong.

Suatu hari dirinya mendapat tugas untuk mencari tambahan makanan.

Baca: Operasi Pekat Polsek Pasar, 5 Orang Diamankan Karena Nekat Jual Ini di Dekat Polsek

Baca: Ini Dia Skuat Timnas Indonesia di Ajang Piala AFF Futsal 2018 5-11 November, Siap Tampil

Ia kemudian masuk hutan sekadar mencari dedaunan atau berburu binatang, untuk dapat diambil dagingnya.

Saat asik mencari dan berburu, tiba-tiba muncul seseorang berpenampilan serupa, gondrong dan menenteng senjata.

Begitu lama Mursihadi mengamati orang tersebut. Setelah sekian lama ia amati, dirinya baru tersadar bahwa ternyata orang tersebut bukanlah rekannya.

Seseorang dengan tampilan sama persis tersebut merupakan anggota Fretilin, yang diduga sedang mencari bahan makanan juga.

Anggota TNI Gondrong dengan Anggota Fretelin
Anggota TNI Gondrong dengan Anggota Fretelin (Garda Nasional)

Dengan sigap, tak ingin ditembak duluan, Mursihadi kemudian berhasil menembak mati Si Fretilin gondrong dalam kontak tembak yang berlangsung singkat.

Lain halnya jika anggota Fretilin yang berpenampilan gondrong menyamar sebagai prajurit TNI.

Hal tersebut dapat berakibat fatal. Seperti kasus penghadangan truk yang berisi polisi yang mengamankan Pemilihan Umum 1997 di daerah Sektor Timur.

Truk yang sedang melintasi perbukitan di Kecamatan Quelicai, tiba-tiba dihentikan seseorang yang berpakaian loreng TNI. Sopir yang terkejut langsung menginjak rem.

Baca: Terbukti Berhubungan Badan dengan Seekor Kambing Betina, Pria Ini Diadili

Baca: Belum Berikan CSR, Puluhan Perusahaan di Tanjab Barat Terancam Disanksi

Mendadak orang yang disangka teman tersebut melemparkan granat, tepat di bagian bak truk yang berisi pasukan serta persediaan bensin.

Akibatnya truk meledak hebat, kobaran api segera melahap truk seisinya.

Selain truk terbakar dan hancur sangat parah, seluruh penumpangnya juga tewas terpanggang.

Milisi bersenjata Mausers dan FBP yang dibentuk oleh Fretilin selama counter-coup bulan Agustus 1975 (SatuTimor.com)
Milisi bersenjata Mausers dan FBP yang dibentuk oleh Fretilin selama counter-coup bulan Agustus 1975 (SatuTimor.com) ()

Karena itu dikemudian hari muncul anjuran, agar tiap anggota TNI harus selalu merapikan penampilan.

Karena perbedaan yang terlalu tipis antara anggota Fretilin dan anggota TNI dapat berakibat fatal.

Sumber : ‘Infanteri : The Backbone of the Army’. Priyono. MataPadi PressIndo

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved