Kena Tulah Orde Baru, Jenderal yang Pernah 'Nyalip' Soeharto ini Berakhir dengan Tragis
Pasalnya di bawah kepemimpinan Suryadharma, Angkatan Udara dianggap gagal melindungi kapal-kapal Angkatan Laut.
Ia selalu mendukung sikap-sikap si Bung Besar bahkan hingga saat-saat kejatuhannya.
Baca: Kalyana Anjani Lulus ITB di Usia 18 Tahun 11 Bulan, Leap Time jadi Kisah Inspiratif
Baca: Peziarah Akan Diusir Bila Tak Ikuti 10 Aturan ini Saat Berkunjung ke Makam Soeharto
Di sisi lain, Omar Dhani dianggap sebagai penjilat, terutama oleh perwira-perwira dari angkatan lain.
Sedikit banyak hal itu dipicu oleh keberanian Omar Dhani mempertanyakan hal ihwal terjadinya tragedi di Laut Aru itu.
Omar Dhani menegaskan, pesawat-pesawat AURI sebenarnya bisa melaksanakan air cover dan melindungi konvoi Matjan Tutul jika ada koordinasi yang baik sebelum operasi infiltrasi rahasia itu digelar.
Omar Dhani atau biasa dipanggil Daned, justru mempertanyakan koordinasi di antara pasukan RI yang tidak jalan dan operasi yang dipaksakan secara sepihak.
Kepada Bung Karno, ia mensinyalir adanya pengkhianatan sehingga rencana itu bocor ke pihak Belanda.
Tapi karena fokus militer Indonesia pada saat itu sedang berupaya secepatnya mengembalikan Irian Barat ke pangkuan RI, intrik mengenai siapa yang salah dan benar dalam tragedi Laut Aru untuk sementara terlupakan.
Omar Dhani melanjutkan misi Suryadharma untuk mengembangkan AURI.
Berkat dukungan Soekarno yang juga menginginkan kekuatan udara yang besar, Omar Dhani seolah menemukan jalan bebas hambatan.
Pesawat dan persenjataan baru bagi AURI terus didatangkan. Bahkan di masa kepemimpinan Omar Dhani inilah AURI menjadi angkatan udara yang disegani di belahan bumi selatan (Asia Tenggara).
Terkait dengan konfrontasi Irian Barat ini, AURI membeli berbagai pesawat tempur yang tercanggih pada masa itu, dari negara-negara Blok Timur.
Omar Dhani juga menyiapkan personel dan pasukan serta sarana dan prasarana pendukung untuk angkatan udara.
Untuk menjamin bahwa pasukannya dalam kondisi siap tempur, Omar Dhani tidak segan-segan berkunjung ke garis depan pertempuran khususnya di pangkalan udara AURI yang berada di kawasan Indonesia Timur.
Tak salah jika ketika pesawat pengintai U-2 milik AS melaporkan pada Presiden John F. Kennedy, sang presiden langsung menyimpulkan Indonesia ternyata sudah sangat siap untuk konfrontasi ini.
AS menyarankan pada Belanda untuk mengakhiri konflik dengan jalan damai saja.