Cara Makan Siang TNI yang Disiplin, Badan Dilarang Membungkuk & Sendok yang Hampiri Mulut

Tentara identik dengan kedisiplinan. Tak hanya soal waktu, tapi juga dalam urusan makan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Jogja
Calon bintara TNI ketika makan siang. 

TRIBUNJAMBI.COM - Tentara identik dengan kedisiplinan. Tak hanya soal waktu, tapi juga dalam urusan makan.

Soal bagaimana disiplinnya anggota TNI ketika makan siang, Benoe, pembaca acara program Food Story yang ditayangkan Kompas TV membuktikan itu.

Sebelum memasuki ruang makan, anggota sekolah calon bintara (Secaba) TNI harus berbaris dengan rapih.

Baca: Remaja di Mersam Menghilang, 5 Hari Keberadaan Nur Belum Diketahui

Selain itu, setiap siswa harus memberi hormat kepada sesama rekannya.

Setelah itu, perwakilan siswa akan melapor pada pelatih, dan diikuti dengan berdoa bersama, baru boleh makan.

Baca: VIDEO: Sebuah Pertunjukan Teater Potlot Dalam Menyuarakan Keprihatinan Terhadap Gambut

Piring khusus yang digunakan anggota TNI disebut ompreng.

Ompreng merupakan baki dengan lekukan-lekukan untuk menaruh nasih dan lauk pauk.

“Kenapa harus ada helm di belakang (ketika duduk di kursi)?” tanya Benoe.

“Tentara itu badannya mesti tegas!” ujar pelatih.

Selain posisi badan tegap, kepala tidak boleh menunduk mendekati  makanan.

Ada satu hal yang perlu diperhatikan anggota TNI ketika makan: sendok yang menghampir mulut, bukan sebaliknya.

Baca: Berburu Sunset di Sungai Batanghari, Destinasi Wajib Saat Singgah di Jambi

“Karbonya banyak banget, karena energi yang dikeluarkan anggota TNI memang besar,” tutur Benoe.

Anggota TNI juga diharuskan makan dengan cepat.

Ini ditujukan agar “Semua prajurit siap sedia (saat menghadapi kondisi darurat),” tambah sang pelatih.

Tak berhenti sampai situ, setelah makan siang, senat siswa akan melapor pada pelatih bahwa makan siang telah selesai.

Siswa Secaba juga mendapatkan materi disiplin tempur, salah satunya terkait dengan cara memasak.

Alat-alat yang digunakan adalah kompor lapangan dan parafin, lengkap dengan nesting atau wadah makan outdoor.

Baca: Kapolres Berharap di Pelabuhan Kuala Tungkal Dipasang X-Ray

Pertama-tama, gali tanah sedalam seukuran kompor lapangan—kedalaman 5 – 10 cm.

Ini ditujukan agar api ketika masak tidak tertiup angin.

Oh iya, berbicara tentang ransum atau bekal makanan, mulanya dipraktikkan oleh tentara Amerika pada 4 November 1775 dalam Perang Revolusi Amerika Serikat.

Pada Perang Dunia II, diperkenalkan teknologi pengalengan agar ransum bisa bertahan lebih lama.

Tapi waktu itu kualitasnya belum sebaik sekarang. 

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved