Sering Buat Tentara Asing Bergidik, Aksi Gigit Ular Berbisa dari Kopassus Ada Trik & Doa Khususnya
Atraksi satu ini yang sering ditunjukkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sering membuat orang bergidik melihatnya
TRIBUNJAMBI.COM - Atraksi satu ini yang sering ditunjukkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sering membuat orang bergidik melihatnya.
Bahkan sekelas tentara elit asing pun sering dibuat ngeri oleh aksi pasukan TNI tersebut.
Ya, itu merupakan aksi menggigit dan memakan ular hidup sampai memutuskan kepala dari ular tersebut.
Tergigit binatang buas dan beracun, merupakan hal biasa yang dialami oleh Prajurit Kopassus yang khusus sekolah pertempuran hutan.
Dikutip tribunJambi.com dari TribunJabar.com Mayor Inf Yos Djolong, seorang prajurit Kopassus yang mengikuti sekolah pertempuran hutan tersebut berbagi sedikit pengalamannya selama proses pelatihan menjinakkan binatang buas dan berbisa.
"Kalau tergigit ular, kami ada doa khusus. Biasanya kami lakukan sebelum melakukan atraksi. Kami sudah dilatih mulai dari menjinakkan hingga penanganan jika tergigit binatang buas dan beracun," kata Mayor Inf Yos Djolong kepada TribunJabar.
Doa yang disampaikan tersebut menurut pengakuan Yos ialah tetap doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ada guru agama yang mengajarkan secara khusus.
Baca: Update CPNS 2018 - Ukuran dan Format Dokumen di sscn.bkn.go.id, Pendaftaran Sisa 3 Hari
Baca: Gua Colou Petak, Keindahan Bawah Tanah yang Dipercaya Sebagai Kerajaan Dewa
Selain melalui Doa, Yos mengatakan bahwa sudah ada juga tim dokter yang dipersiapkan. Dokter akan memberikan vitamin dan serum mencegah racun.
Yos bersama 49 orang personel Kopassus lainnya kurang setuju dengan sebutan pawang ular, mereka lebih suka disebut sebagai pecinta binatang.
"Ini kegiatan mulia, tidak membinasakan binatang, bersahabat dengan binatang dan melestarikan makhluk hidup lainnya," katanya.
Terdapat 50 personel Kopassus yang khusus mengikuti sekolah pertempuran hutan. Kepada masyarakat, Yos mengimbau jika menemukan ular atau binatang buas lainnya, jangan memukul apalagi sampai mati.
Baca: Sabak Bhayangkara Adventure Offroad #2, Bupati Tanjabtim Adu Nyali Jadi Peserta
Baca: Nama Anggota DPRD Muarojambi Ini Dicatut, Begini Modus Pelaku
Tidak jarang mereka menemukan bangkai ular di pinggir jalan yang diduga dibunuh oleh manusia atas dasar ketidaktahuan.
"Makhluk hidup merupakan bagian kekayaan alam. Tugas kami dan kita semua ialah menyelamatkan serta melestarikan semua ciptaan Tuhan," katanya.
Cinta Satwa, Prajurit Kopassus ini Sampai Tidur dengan Ular Berbisa
Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) Kopassus memiliki sekolah khusus pertempuran hutan.
Mayor Inf Yos Djolong, seorang prajurit Kopassus yang mengikuti sekolah pertempuran hutan tersebut, berbagi sedikit pengalamannya selama proses pelatihan menjinakan binatang buas dan berbisa.
"Semua binatang buas dan berbisa merupakan sahabat kami. Binatang yang paling sering dihadapi ialah ular berbiasa, King Cobra salah satunya," kata Mayor Inf Yos Djolong kepada Tribun Jabar saat perayaam HUT Ke-73 TNI di Lapangan Gasibu, Bandung, Jumat (5/10/2018).

Pelatihan dasar, Yos Djolong mengatakan, bahwa setiap prajurit harus memiliki hubungan komunikasi dengan ular-ular tersebut melalui cara memegang dan membawa ular tersebut ke tempat tidur, meskipun disimpan di dalam karung.
Tujuannya, agar ular tersebut mengenali aroma tubuh manusia yang akan melindungi ular. Meskipun demikian, tak jarang prajurit tersebut mengalami gigitan dari ular-ular berbisa tersebut. Yos Djolong mengatakan itu adalah hal biasa.
"Kalau tidak diganggu, ular tidak akan menganggu. Sama seperti manusia, kalau diganggu pasti tersinggung dan marah. Semua makhluk hidup pasti sama," katanya.
Pada HUT Ke-73 TNI yang dilaksanakan di Lapangan Gasibu Bandung, sembilan orang prajurit Kopassus tampil di hadapan tamu undangan, lengkap dengan sejumlah karung berisi ular berbisa.
Baca: Pidato Game of Thrones Presiden Jokowi di Annual Meetings IMF-World Bank jadi Viral
Baca: Laporan Telah Diregistrasi, KPU Sarolangun akan Disidang
Ular tersebut dilepaskan di lapangan dan sontak tamu undangan, khususnya kaum hawa, berteriak histeris.
Siapa sangka, atraksi tersebut hanya dipersiapkan selama lima hari saja oleh Mayor Inf Yos Djolong.
Ia mengaku saat diminta untuk menunjukan bakatnya menaklukan ular. Ia juga sempat sedikit kebingungan karena ularnya tidak ada di markas.
"Kami tidak punya apa-apa. Kami siasati, beberapa dari kami berangkat ke Nusa Kambangan untuk mencari King Cobra. Di sana ada agen kami dan setelah menunggu dua hari, akhirnya berhasil menemukan empat ekor King Cobra," katanya.
Baca: Ada 6 Orang Dilaporkan Terkait Gratifikasi di Wilayah Muarojambi
Terdapat 50 personel Kopassus yang khusus mengikuti sekolah pertempuran hutan. Kepada masyarakat, Yos mengimbau, jika menemukan ular atau binatang buas lainnya, jangan memukul apalagi sampai mati.
Tidak jarang mereka menemukan bangkai ular di pinggir jalan yang diduga dibunuh oleh manusia atas dasar ketidaktahuan.
"Makhluk hidup merupakan bagian kekayaan alam. Tugas kami dan kita semua ialah menyelamatkan serta melestarikan semua ciptaan Tuhan," katanya.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: