Update Gempa Donggala & Tsunami Palu

Viral Tanah Bergerak Seret Rumah dan Menara BTS Pascagempa & Tsunami Palu, Ternyata ini yang Terjadi

Belum selesai dengan permasalahan gempa di pulau Lombok dan sekitarnya, saat ini Pulau Sulawesi kembali menjadi sasaran.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
TribunJatim.com/ kolase Twitter/@sutopo_PN
Cuplikan video tanah bergerak 

Satu di antaranya adalah video yang berisi detik-detik suasana menegangkan yang terjadi di lahan yang diterjang tsunami.

Pasca tsunami dan gempa Jumat lalu, Minggu (30/9/2018) beredar video yang menampilkan tanah dan pohon yang terus bergerak-gerak.

Terlihat video amatir itu diambil oleh seseorang dari ketinggian tertentu.

Perekam video mengambil video tersebut dari atas genteng seng sebuah bangunan.

Dalam video berdurasi dua menit tersebut terlihat rumah dan pepohonan seolah hanyut.

Video tersebut langsung mendapat perhatian dari banyak netizen dan publik.

Baca: Warga Empat Desa Danau Kerinci Lakukan Tradisi Ngihit Pamun

Baca: Bertahan Hidup di Reruntuhan Hotel, Fitri Korban Gempa Palu Tak Makan Minum Selama 3 Hari

Baca: Live Streaming MNC TV Timnas U-16 Indonesia vs Australia, Siaran Langung Piala AFC Pukul 15.30 WIB

Banyak orang yang mempertanyakan fenomena dalam video yang terjadi.

Hingga akhirnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho turut menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya di video.

Lewat laman akun Twitter-nya, Sabtu (29/9/2018), ia mengunggah detik-detik video itu dan menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi adalah fenomena yang disebut Likuifaksi.

"Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan," tulis Sutopo.

TribunJambi.com mengutip dari situs resmi geology.com, fenomena ini berkaitan dengan tekanan yang berasal dari air.

Likuifaksi terjadi karena adanya gerakan dan getaran yang masih menjalar terus-menerus di bagian lempeng bumi.

Ilustrasi Gempa Donggala dan Tsunami Palu (kolase Twitter/@infobmkg, Kompas.com)
Ilustrasi Gempa Donggala dan Tsunami Palu (kolase Twitter/@infobmkg, Kompas.com) 

Yang dalam hal ini adalah permukaan tanah dan area basah yang sebelumnya digenangi oleh air bekas tsunami.

Dalam kondisi itu tanah berperilaku seperti cairan dan memiliki ketidakmampuan untuk menjadi padat.

Kondisi ini paling sering disebabkan gempa yang menggetarkan jenuh air atau tanah yang tak terkonsolidasi.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved