HUT TNI ke 73
Ketika Kopassus 'Menelurkan' Pasukan Rahasia Bernama Sat 81 Gultor yang Lihai Hadapi Teror
Kemampuan dan keterampilan bertempur satu diantara tentara elite TNI AD ini bikin musuh bergidik mendengarnya.
Terpilih sebagai komandan pertama Mayor Inf. Luhut Panjaitan dan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto.
Sebagai persiapan, kedua perwira jempolan ini sebelumnya telah dikirim ke Jerman Barat untuk menyerap ilmu antiteror di GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9).
Satuan ini sebenarnya adalah satuan elit para militer kepolisian Jerman Barat yang dibentuk sebagai buntut malapetaka ‘Black September’ Olimpiade Munich, September 1972.
Diakui sejumlah perwira Sat-81, hingga saat ini GSG-9 dijadikan barometer dalam penyempurnaan organisasi beserta segala kelengkapannya.
Baca: Satreskrim Polres Muarojambi Tangkap Pelaku Pencurian, Korbannya Pegawai Bank Mandiri
Baca: Setahun Kemudian Ramalan Paranormal tentang Syahrini Terungkap, Ada Larangan Nikah
Reputasi yang tinggi dalam misi-misi antiteroris, memang menjadi GSG-9 model di banyak negara.
Kesuksesannya memberangus tiga dan empat pembajak airline Lufthansa di Bandara Mogadishu, merupakan prestasi spekatkuler yang makin melambungkan nama GSG-9.
Sebenarnya pada tahun 1979 Benny (waktu itu Benny menjabat Kepala Pusat Intelstrat) sudah pernah menyampaikan kerisauannya kepada Sintong soal makin meningkatnya ancaman teror.
Sementara saat itu ABRI belum punya pengalaman memadai menghadapi musuh berwujud terorisme.
Hasil dari pertemuan itu, Benny meminta Sintong mempersiapkan pembentukan sebuah pasukan antiteror.
Benny pun lalu memberi kesempatan kepada Sintong melakukan studi banding ke luar negeri, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat adalah tiga negara yang dikunjungi Sintong.
Dalam perkembangan lanjutannya, Den-81 sempat mengalami penyesuaian.
Pada era 1995-2001, Den-81 dimekarkan menjadi Grup 5 Anti-Teror.
Barulah pada tahun 2001, satuan ini mengalami reorganisasi menjadi Satuan 81 Penanggulangan Teror alias Sat-81 Gultor.
Baca: Meski Masih Khawatir, Cek Endra Instruksikan Pemberian Vaksin MR di Sarolangun Dilanjutkan
Baca: Saat Kopassus Harus Membantai Teman Sendiri Karena Pengkhianatan dan Pecah di Tahun 1958
Secara organisatoris, Gultor langsung dibawah komando Komandan Jenderal Kopassus. Jabatan komandan Sat-81 (atau Grup) diisi perwira berpangkat kolonel.
Proses rekrutmen Gultor dimulai sejak seorang prajurit selesai mengikuti pendidikan para dan komando di Batujajar. Dari sini, mereka akan ditempatkan di satuan tempur Grup I dan Grup 2.