Meski Masih Khawatir, Cek Endra Instruksikan Pemberian Vaksin MR di Sarolangun Dilanjutkan
Bupati Kabupaten Sarolangun Cek Endra sebelumnya mengaku masih khawatir terhadap adanya dugaan dari dampak program
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto
TRIBUNJAMBI.COM. SAROLANGUN - Bupati Kabupaten Sarolangun Cek Endra sebelumnya mengaku masih khawatir terhadap adanya dugaan dari dampak program pemberian vaksin Rubella.
Kekhawatiran itu terjadi pascakejadian yang menimpa Afifah Nur Sholeha siswi kelas 1 sekolah dasar (SD) 163 Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam beberapa waktu lalu.
Ia menyebut, setelah mengetahui adanya dugaan korban pemberian vaksin rubella yang menyerang Afifah yang waktu itu dirawat di Rumah Sakit Raden Mattaher, ia langsung mendatangi Afifah ke Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi.
"Ini adalah tanggung jawab kita terhadap kasus-kasus yang seperti itu agar ada kejelasan. Saya melihat langsung dan membantu di Jambi, karena sampai sekarang anak Bukit Suban (Afifah) masih dirawat di Rumah Sakit Raden Mattaher, saya terus terang prihatin," kata bupati.
Ia mengatakan walaupun kemudian diketahui bahwa tidak sepenuhnya kejadian tersebut terjadi karena dampak vaksin rubella, namun setidaknya rasa khawatir untuk lebih waspada terhadap kemungkinan lain dampaknya kepada anak-anak.
Menurut bupati, kondisi anak tersebut (Afifah) sekarang berangsur sudah membaik, namun karena penyakitnya kulit dipastikan proses penyembuhannya agak lama
"Hampir semua kulitnya ngelupas, saya prihatin dengan itu, saya takut ada kejadian serupa berikutnya," katanya.
Diungkapkannya bahwa melihat kondisi Afifah yang menghawatirkan Cek Endra menginstruksikan langsung agar pemaksinan meases rubella di Kabupaten Sarolangun distop sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Selain itu Cek Endra minta akibat dampak itu, pemerintah Sarolangun minta pertanggung jawaban pemerintah pusat dan dinas kesehatan Provinsi jambi, pasalnya Sarolangun hanya menjalankan tugas program kementerian kesehatan RI.
“Saya ingin mengajak kadis kesehatan Provinsi Jambi dan dinas kesehatan kabupaten turun. Kita tidak mau juga masalah seperti ini berlarut-larut,” katanya.
“Melihat kondisi Afifah, tentu kita tidak mau kecolongan untuk kedua kalinya. Makanya penting untuk dijelaskan kembali kepada masyarakat terhadap kejelasan vaksin yang digunakan tersebut,” katanya menambahkan
Terpisah, pihak Dinas Kesehatan Sarolangun melalui kepala Dinas Kesehatan Sarolangun Adnan saat dikonfirmasi tribunjambi.com mengatakan dengan adanya kewaspadaan atau kekhawatiran pak bupati memang benar, jika belum mendapat kepastian atas indikasi penyakit yang menyerang anak tersebut (Afifah)
Katanya, pihaknya telah mendapatkan surat resmi dari pusat terkait penyakit yang diderita Afifah. Berdasarkan pemeriksaan kementrian kesehatan melalui dinas kesehatan provinsi KOMNAS KIPI (Komisi nasional kejadian ikutan pasca imunisasi) bahwa penyakit yang diderita Afifah bukan dikarenakan vaksin MR, melainkan penyalit langka yaitu pemfigoid bulosa.
"ini bukan penyebab suntikan vaksin rubella tersebut , sehingga program penyuntikan vaksin rubella tersebut tetap dilanjutkan," bebernya kepada tribunjambi.com, Kamis (27/9).