HUT TNI ke 73
Ketika Kopassus 'Menelurkan' Pasukan Rahasia Bernama Sat 81 Gultor yang Lihai Hadapi Teror
Kemampuan dan keterampilan bertempur satu diantara tentara elite TNI AD ini bikin musuh bergidik mendengarnya.
Hanya saja urung dipakainya karena para personel Kopassus ternyata sudah ada di pesawat. Di buku yang sama dijelaskan bahwa semua bentuk pinjaman ditolak oleh Benny.
L.B. Moerdani saat itu menjadi sutradara operasi. Sedangkan komandan lapangan diserahkan kepada Letkol Inf Sintong Panjaitan.
Operasi pembebasan sandera yang diwarnai baku tembak itu sendiri berhasil dengan gemilang.
Unit Operasi Woyla inilah yang dijadikan cikal bakal Detasemen 81 (Den-81) yang dibentuk 30 Juni 1982.
Hanya saja kalau melihat kondisi waktu itu, bisa dibayangkan repotnya menyiapkan satuan dadakan ini.
Pasalnya saat bersamaan tengah berlangsung Latihan Gabungan ABRI di Timor Timur dan Halmahera, Maluku.
Disamping operasi militer yang tengah digelar di Timor Timur sejak 1975.
Seluruh petinggi ABRI, kecuali Wakil Panglima ABRI/Pangkokamtib Laksamana Sudomo, berkumpul di Ambon.
Dengan demikian berarti hampir semua kekuatan TNI (Kopassandha) tidak berada di Jakarta.
Laporan soal pembajakan ini diterima Benny dari Sudomo yang mengirimkan telegram.
Baca: Angka Perceraian di Kerinci dan Sungai Penuh Meningkat, Ini Faktor Penyebabnya
Baca: Musnahkan Barang Bukti, BKIPM Jambi Bakar Ratusan Lembar Kulit Biawak

Sintong yang karena lagi sakit tidak ikut ke Ambon tengah berada di Markas RPKAD ketika telepon mengabarkan berita pembajakan itu.
Sore itu juga, Sintong mengumpulkan 70-an prajurit Kopassandha yang masih ada di markas.
Setelah diseleksi, akhirnya terpilih 35 personel.
Keputusan membentuk Den-81 memang datang dari Kepala Badan Intelijen Strategis ABRI saat itu Letjen TNI L.B.Moerdani.
Ia memerintahkan dibentuknya kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha.