Kesehatan
Ketika Pasangan Merasa Sedih Bahkan Menangis Usai Berhubungan Intim. Apa yang Terjadi?
Meski banyak manfaatnya bagi kesehatan pasangan, sebagian orang justru merasa sedih, bahkan sampai menangis usai berhubungan
Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani
Meskipun studi mengenai PCD belum mencukupi, tapi Ian percaya bahwa kesedihan ini adalah hormonal. "Utamanya pada wanita, seks dan orgasme dapat mengeluarkan hormon oksitosin, yang memfasilitasi rasa kasih sayang dan koneksi," jelasnya.
Baca: Kekasih Diperkosa di Depan Mata, Remaja 19 Tahun Akhiri Hidup
Baca: Berapa Kali Baiknya Berhubungan Intim dalam Satu Minggu? Ini Penjelasan Riset
Baca: Baru Nikah 2 Bulan, Pria Ini Kehilangan Istrinya yang Baru Berusia 15 Tahun
Baca: Kuburan Berusia 4.000 Tahun di Mesir Dibuka Untuk Umum. Begini Penampakan di Dalamnya
PCD bisa terjadi, misalnya, saat seorang wanita menyadari hubungannya dan pasangan tak bisa dilanjutkan, yang mana kondisi ini dapat menyulut emosi. Jika ini yang dirasakan, PCD yang Anda alami mungkin akibat refleksi dari ketidakbahagiaan dalam hubungan Anda.
PCD juga dapat disebabkan oleh trauma masa lalu. Misalnya pada penyintas kekerasan seksual, mungkin mereka akan merasa sangat emosional jika pengalaman seksual yang mereka alami mengingatkan mereka akan momen kelamnya.
Dalam studi dari Australia ini, disebutkan juga bahwa PCD pada pria berhubungan dengan kekerasan seksual pada masa kecil, disfungsi seksual, dan tekanan psikis. Orang-orang yang mendasarkan harga diri mereka pada apa yang dirasakan pasangan tentang mereka, cenderung lebih bisa merasa depresi usai berhubungan seks-khususnya jika pasangan tidak memperlakukan mereka seperti yang mereka inginkan.
Rasa sedih, bahkan hingga ingin menangis usai berhubungan seks hingga saat ini belum sepenuhnya dimengerti. Semua yang dikemukakan di atas semuanya hanya bersifat spekulasi yang bisa jadi karena faktor biologis dan psikologis. Walaupun begitu, semoga saja hasil studi yang sudah ada dapat memungkinkan adanya studi lanjutan yang lebih mendalam atau pengembangan terapi bagi orang-orang yang mengalami PCD.