Deretan Kisah Lucu dan Menegangkan Dibalik Kekejaman G 30S PKI

Pengkhianatan Gerakan 30 September 1965 terjadi tepat 53 tahun yang lalu. Kami menggali beberapa peristiwa

Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Monumen Lubang Buaya. 

(Sinar Harapan, Minggu, 17 Oktober 1965)

Baca: Tak Ada Kerajaan Sriwijaya, Wenri Wanhar Ungkap Tabir Misteri Seabad

Baca: Menpora Ungkap Akan Minta Keterangan Semua Pihak Terkait Kasus Pengeroyokan Haringga Sirila

HAUS

Taktik memang kadang-kadang lebih ampuh daripada perlawanan langsung.

Misalnya saja ketika Brigjen Surjo Sumpeno yang waktu itu Pangdam VII Diponegoro didatangi seorang kapten yang berkata, "Jenderal, mulai sekarang, Jenderal ditahan."

"Tahan boleh saja, tapi saya haus. Coba, tolong ambilkan teh dulu," sahutnya.

Maka pergilah si kapten mencari teh dan Brigjen Surjo Sumpeno memanfaatkan kesempatan itu untuk meloloskan diri.

Beberapa waktu kemudian sebuah batalyon dan pasukan taruna AMN (sekarang AKABRI) di bawah pimpinan sang brigjen bergerak membebaskan Yogya dan kemudian Solo.

(Kompas, Selasa, 12 Oktober 1965)

Baca: VIDEO: Anggota The Jakmania Tewas Dikeroyok Oknum Suporter Persib. Sempat Minta Tolong

GARA-GARA KNALPOT

Sebuah truk melewati istana kepresidenan di Cipanas.

Satuan Cakrabirawa yang bertugas menjaga istana mengira mendengar tembakan.

Mereka membalas sambil tak lupa memadamkan penerangan di istana.

Satuan-satuan angkatan darat yang bertugas mengawasi istana tersebut agaknya mengira tembakan itu diarahkan kepada mereka.

Maka mereka pun membalas menembak ke istana.

Untunglah beberapa anggota satuan AD berinisiatif merangkak mendekat ke istana untuk menanyakan duduk perkaranya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved