Hari-hari Jelang G30S/PKI, Meja-meja Istana Melimpah dengan Segala Macam Hidangan yang Enak

Ada kisah menjelang G30S/PKI. Tulisan Siswadhi ini mungkin bisa mengungkap bagaimana hari hari jelang Sejarah kelam yang ada di Indonesia.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
pijardaritimur
Soeharto saat Peristiwa G30S/PKI 

Di bioskop Seno dipertunjukkan film "De Overval" (tidak jelas dari mana, hanya anehnya judulnya bahasa Belanda).

Pada tanggal satu Oktober koran corong PKI Harian Rakyat memuat karikatur pada halaman pertama yang menggambarkan dua orang jenderal dicampakkan oleh seorang bertopi baja ke dalam lubang yang penuh dengan bambu runcing.

Judul film "De Overval" dicantumkan, tapi diganti menjadi "De Generaals Val" dan diberi terjemahan "Jatuhnya Jenderal-jenderal".

Dari beberapa puluh surat kabar yang terbit di Jakarta, koran-koran yang berafiliasi dengan PKI dan ormas-ormas pendukungnya dan berhaluan kiri lainnya jelas mengeluarkan pernyataan mendukung gerakan pengkhianatan itu.

Setelah tanggal 1 Oktober semua suratkabar Ibukota dilarang terbit kecuali Berita Yudha dan Angkatan Bersenjata yang langsung di bawah pengawasan Angkatan Bersenjata.

Penghianatan G30S/PKI
Penghianatan G30S/PKI (net)

Pada tanggal 6 Oktober, kecuali dua suratkabar tadi, 8 buah boleh muncul kembali, yakni Duta Masyarakat, Indonesian Herald, Jakarta Daily Mail, Kompas, Mercu Suar, Nusa Putera, Pelopor dan Suara Islam. Harian Sinar Harapan baru menyusul dua hari kemudian.

Baca: Kopassus Beri Kejutan Timah Panas Saat Pembajak Ceramahi Sandera dengan Menjelekkan Soeharto

Baca: Anthony Ginting Melaju ke Babak Perempat Final Japan Open 2018, Hanya Butuh 47 Menit

Yang terkena larangan terbit seterusnya karena mendukung G-30-S ialah Harian Rakyat, Bintang Timur, Suluh Indonesia, Warta Bhakti, Ekonomi Nasional, Ibu Kota, Gelora Indonesia, dan dua koran berbahasa Cina Chang Ching Pao dan Hua Chi Pao.

Untuk tulisan ini dipergunakan bahan dari harian Kompas dan Sinar Harapan.

Tetapi kami tidak berhasil menemukan kembali harian-harian lain, terutama yang terlibat, padahal itu merupakan dokumen sejarah.

Beberapa instansi yang seharusnya menyimpannya, ternyata tidak mempunyainya.

Yang jelas kalau ada sarjana peneliti yang memerlukan suratkabar-suratkabar masa itu yang lengkap harus mencarinya di Cornell University. Sebab di situ koleksinya pasti lengkap.

Seorang sarjana Amerika, Roger K. Paget, pernah menerbitkan daftar lengkap harian dan mingguan yang terbit di Jakarta antara 1965 sampai 1966 dalam majalah indonesia (Cornell) tahuri 1967.

Kemudian ia mengadakan penelitian dan menuangkan hasilnya dalam tesis Doktornya. Semua koran-koran yang disebutkan dalam daftarnya ada di dalam koleksi Universitas Cornell. (Swd)

Sumber: Intisari

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved