Kisah Jenderal Legendaris AS, Serang Irian dengan Korban 'Hanya' 14.000 Pasukan

Seperti jenderal Erwin Rommel, iapun suka berada di front, di tengat-tengah serdadunya yang lagi bertarung tanpa mengacuhkan

Editor: Suci Rahayu PK
Douglas MacArthur 

Ia kaget melihat ibunya, tapi toh yakin diagnosa dokter itu salah. Ia lebih mengenal baik semangat bertahan ibunya daripada dokter. Inilah yang dilakukan oleh MacArthur.

“Ketika saya memasuki kamar ibu, saya menepuk bahunya dan bersikap penuh harapan. Saya katakan bahwa saya mempunyai kabar yang terbaik dari sang dokter. Kata dokter, ibu mempunyai jantung yang kuat sekali.

Dan bahwa ibu dapat meninggalkan rumah sakit setiap saat. Tergantung dari kehendak ibu sendiri. Kurang seminggu kemudian ibu sudah pulang, bertentangan dengan ramalan pesimis dari dokter tadi. Ibu masih hidup lima belas tahun lagi.” (Frazier Hunt, dalam The untold story of Douglas MacArthur.)

Bukan saja di medan perang, tapi juga di rumah sakit MacArthur mempraktekkan ajaran Napoleon, bahwa moril, semangat adalah empat kali lebih daripada faktor-faktor lain dikumpulkan jadi satu.

Dalam usia 57 MacArthur menikah dengan nona Jean Marie Faircloth yang baru berusia 35 tahun.

Jadi selisih 22 tahun. Ini istrinya yang kedua.

Setahun kemudian (1938) lahirnya anaknya satu-satunya, Arthur. (Intisari-Online.com)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved