Kisah Jenderal Legendaris AS, Serang Irian dengan Korban 'Hanya' 14.000 Pasukan
Seperti jenderal Erwin Rommel, iapun suka berada di front, di tengat-tengah serdadunya yang lagi bertarung tanpa mengacuhkan
Dan kita kurang mengenal artinya sebagai pemimpin peperangan defensif yaitu di Bataan (Filipina) diawal perang Pasifik, dari Januari sampai April 1942.
Sedangkan tentara Nederlandsch-Indie beberapa hari saja sudah bertekuk lutut (Maret 1942), MacArthur sebagai pemimpin tentara gabungan Amerika-Filipino dapat bertahan 3 buIan lamanya di Bataan.
Bertahan terhadap angkatan Jepang yang jauh lebih kuat, didarat, dilaut maupun di udara.
Cara ia meninggalkari Bataan untuk mempersiapkan ofensif dikemudian hari dari Australia, sungguh karaktetistik bagi pribadinya.
Karena bawahannya sudah memperingatkan, bahwa perintah dari Departemen Pertahanan saja tak akan dihiraukannya, President Roossevelt sendiri mesti memberi dia perintah untuk meninggalkan Filipina dan mundur ke Australia.
Ia meninggalkan Filipina pun bukan seperti Belanda di Hindia Belanda atau Inggeris di Singapura; malu dan kuncup.
Setiba dipantai Australian ia mengumumkan, bahwa ia diperiniahkan oleh Presidennya untuk menyusun ofensif baru terhadap Jepang, dan tujuan utama dari itu ialah membebaskan Filipina. I shall return. Dan saya akan kembali.
Prestasinya di Bataan dan kepercayaan terhadap dirinya yang besar itu pun mempengaruhi Australia. Sebelum ia datang suasana di Australia pesimis.
Dalam tiga minggu orang menduga serangan Jepang.
Putus asa. Panik. Bingung. Kedatangan MacArthur segera merubah suasana itu menjadi penuh harapan.
Segala tindakannja mencerminkan kepastian. Memang sifat yang dibutuhkan seorang pemimpin, apalagi dimedan perang.
Begitulah ketika ia meninggalkan kota Brisbane, markas besarnya di Australia, untuk mengikuti tentaranya yang akan mulai berofensif di Irian Timur, ia akhiri sewa kamar hotel.
Ia yakin tak akan kembali lagi ke Australia. Dan keyakinan ini ternyata benar kemudian.
Baca: Sosok Jenderal ke-8 yang Lolos dari Kekejaman G 30S PKI, Bagaimana Dia Selamat?
Ketika ia mulai menyerang di Tanah Merah (Irian) ia begitu yakin akan mencapai kemenangan, hingga sebelum menyerang ia sudah suruh menyediakan alat dan bahan untuk membuat eskrim.
Kepercayaan terhadap diri sendiri ini tentu sangat baik bagi moril dan semangat pasukan yang dipimpinnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/05092018_douglas-macarthur_20180905_142355.jpg)