Jejak Karier Erick Thohir, Pengusaha yang Disebut-sebut 'Menguat' ke Kubu Jokowi-Maruf
Nama Pengusaha Erick Thohir semakin gencar terdengan sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.
Penulis: Leonardus Yoga Wijanarko | Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Sekembalinya ke Indonesia, bersama beberapa rekan semasa kuliahnya ia mendirikan Mahaka Group.
Perusahaan ini membeli Republika pada tahun 2001 saat berada di ambang kebangkrutan.
Ia mendapat bimbingan dari ayahnya serta pendiri Kompas dan pendiri Jawa Pos.
Mahaka Group melebarkan potensinya dengan mendirikan perusahaan media luar ruang bernama Mahaka Advertising seiring bertubuhan ekonomi dan masyarakat perkotaan pada tahun 2002.
Baca: Cerita Dibalik Momen Hanifan Yudani Berpelukan dengan Presiden Jokowi dan Prabowo Sebenarnya
Setelah meluncurkan stasiun televisi Jak tv untuk memperkuat positioning sebagai bisnis yang fokus pada masyarakat perkotaan di tahun 2005, Mahaka memperkenalkan radio 98.7 Gen FM & 101 Jak FM serta penyertaan pada PT Radionet Cipta Karya (Prambors FM, Delta FM dan FeMale Radio) serta berbagai perusahaan yang bergerak di bidang periklanan, hburan dan digital.
Ia juga pendiri dari organisasi amal Darma Bakti Mahaka Foundation dan Dompet Dhuafa Republika. Di tahun 2008, bersama Anindya Bakrie mendirikan tvOne dan situs berita, Viva news. Pada tahun 2014 ia menjabat sebagai Direktur Utama Antv hingga sekarang.
Penggemar Olahraga
Erick yang gemar olahraga bola basket pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) periode 2006–2010 dan menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) periode 2006 – sekarang.
Tahun 2012 ia dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade di London. Ia menjadi orang Asia pertama yang pernah memiliki Tim bola basket NBA ketika ia membeli saham Philadelphia 76ers. Pada tahun 2012, Erick dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas sebuah klub Major League Soccer, D.C. United.
Baca: Cabor Paralayang Indonesia di Asian Games 2018 Tambah 2 Perunggu, Jadi Juara Umum
Ia percaya akan potensi bisnis sepakbola dan dibuktikannya pada September 2013, presiden dan pemilik klub Internazionale (Inter Milano), Massimo Moratti pada saat itu mengkonfirmasi pembicaraan untuk penjualan saham mayoritas 70% kepada Erick.
Pada tanggal 15 Oktober 2013 setelah melalui proses negosiasi yang panjang, melalui International Sport Capital yang dipimpin oleh Erick secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas dengan memiliki saham klub sebesar 70%. Pada tanggal 15 November 2013, Erick dipercaya sebagai presiden klub Inter Milano menggantikan Moratti hingga saat ini.
Sumber : Wikipedia