Dari Tempat Tawanan, Muncul Alat Canggih yang Disulap dari Barang Rongsokan

Tanggal 8 Maret 45 tahun yang lalu Hindia Beianda ditaklukkan Jepang. Tentara Belanda menjadi tawanan perang dan salah satu di antaranya

Editor: Andreas Eko Prasetyo

Hasilnya bingkai potret, gelang arloji, kalender abadi, gelas minum, cincin, ukiran kayu. Hasilnya kemudian bisa diperagakan pada pameran kami.

Tentu saja ada lukisan, aquarel dan bahkan kapal dalam botol.

Bahwa karya paling bagus tidak dipamerkan sudah jelas. Ada kemungkinan barang itu disita.

Di kamp banyak binatang peliharaan, terutama anjing dan kucing.

Anjing takut sekali kepada penjaga Jepang, karena mereka kadang-kadang ditusuk dengan bayonet.

Kalau tidak ada senjata, mereka ditendang dengan sepatu lars.

Rasanya lumayan. Tidak heran kalau anjing cepat-cepat mencari perlindungan setiap ada orang Jepang datang. Berarti anjing membantu kami agar tidak usah babak belur.

Baca: Dua Bulan Buron, Pelaku Pencurian di Rumah Milik Juragan Rumah Makan, Diringkus Polisi

Baca: Kamu Harus Coba, Ini 6 Bahan Alami Untuk Menghambat Pertumbuhan Bulu Ketiak

Ketika keadaan makanan bertambah sulit, anjing harus berkorban.

Orang Jepang bertindak lebih keji terhadap anjing. Mereka sering digebuki sampai mati.

Untuk menghindari hal itu kepala kamp mengambil kebijaksanaan untuk mematikan semua anjing dengan suntikan strychnine.

Miri juga mengalami nasib yang sama. Setelah tertidur untuk selama-lamanya, ia dibungkus dengan seprai, lalu dikubur di kebun.

Desas-desus bahwa perang akan segera usai mendorong orang bertindak gegabah, yakni lari dari kamp.

Umumnya mereka tertangkap kembali. Kembali ke kamp mereka dianiaya dan ditembak mati di depan mata kami.

SUMBER: Intisari Online

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved