Siapa yang Bayar Iuran BPJS Suku Anak Dalam? Sengkarut Masalah Obat Alami Berangsur Musnah
Namun, meskipun warga Suku Anak Dalam memiliki kartu BPJS namun tak tahu siapa yang harus membayar iuran bulanannya? Kehidupan SAD yang ...
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Duanto AS
Tumenggung Apung yang merupakan bagian dari kelompok SAD di Muara Kilis, menjelaskan sebenarnya kelompoknya sudah memiliki BPJS kesehatan, meskipun tak semua anggota.
BPJS Kesehatan itulah yang yang dibawa SAD di Muara Kilis untuk berobat ke Rumah Sakit Sultan Thaha Muara Tebo. Dia mengatakan kartu BPJS tersebut dibuatkan oleh pendamping setempat.

Namun, bagi Andi, pendamping SAD tersebut, meskipun memiliki kartu BPJS namun tak tahu siapa yang harus membayar iuran bulanannya.
Sehingga, dia berharap ada sosialisasi dari pihak terkait, agar masalah ini dapat diselesaikan. Apalagi banyak kartu BPJS milik SAD yang hilang.
Jika awal pembuatannya jumlahnya sekitar 49, kini sudah tak diketahui jumlah kartu BPJS yang masih ada.
"Sebagian hilang, sehingga kami belum mengetahui bagaimana prosesnya untuk mendapatkan kartu BPJS kembali," kata Andi.
Sarankan kembali ke pengobatan alami
Tumenggung Tupang mengatakan sebenarnya SAD alangkah baiknya masih menggunakan bahan pengobatan alami.
Baca: Lihat 7 Foto Artis Wanita Indonesia Dulu dan Sekarang, Awas Terkejut Melihat Perubahannya
Dia mengatakan obat alami hancur seiring dengan sudah mulai berkurangnya tanaman di hutan sehingga pemerintah diminta untuk memberdayakan tanaman obat yang baru guna pengobatan orang rimba.
"Kita butuh bantuan pemerintah," kata Tupang.
Seandainya ada bantuan untuk menanam kembali berupa bibit tanaman herbal, maka SAD akan terbantu dari sisi pengobatan.
"Masih banyak cuma lokasinya jarang cuma kalau ada bantuan pemerintah kita tanam lagi seperti jernang, obat keguguran hingga pelancar melahirkan," kata Tupang.
Kalau tak ada bantuan pemerintah kesulitan memberdayakan tanaman tersebut sehingga kalau sakit terpaksa ke rumah sakit.
"Yang zaman dulu kalau sakit masih pakai obat alam karena masih banyak bahan ramuan," jelas Tupang.
Rumah sakit pemerintah talangin