Kisah A. E. Kaliwarang yang Kebingungan Bentuk Pasukan Khsusus Indonesia Hingga Bertemu Petani ini

Kekuatan militer Indonesia semakin hari semakin maju dan ditakuti dunia, mulai dari armada perangnya sampai kekuatan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
grid
Alex Evert Kawilarang 

Akibatnya hanya tertinggal Kolonel Kawilarang yang memendam cita-cita, tak kalah menggebunya untuk segera membentuk satuan komando khusus.

Baca: Tidak Ganti Eks Napi Koruptor, Dua Partai Akan Kehilangan Bacaleg

Gagasan itu baru saja diwujudkan ketika Kawilarang diangkat menjadi Panglima TT III (sekarang Kodam II Siliwangi).

Tapi Kawilarang dilanda kebingungan, bagaimana dan seperti apa pasukan yang akan dibentuk, apalagi pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya sangat terbatas.

Sampai akhirnya muncul laporan dari Kepala Seksi I TT III, Mayor Inf Djuchro.

Ia melaporkan, seorang mantan pasukan khusus Belanda ditemukan menjadi petani dan beristrikan wanita Sunda di Lembang, Bandung.

Namanya Rokus Bernadus Visser, pangkat terakhirnya mayor. Warga mengenalnya dengan Mochamad Idjon Djanbi.

Ia rupanya mengganti nama setelah menikah secara Islam.

Baca: Menangis, Nikita Mirzani Ungkap Didatangi Orangtuanya di Mimpi, Dalam Keadaan Berhijab

Singkat cerita, Djanbi direkrut menjadi anggota TNI dan ditunjuk membidani lahirnya Kesatuan Komando TT III (Kesko).

Jabatan komandan juga langsung diserahkan kepada Mayor Djandi.

Lokasinya di Depo Batalion, Bandung. Sebagai cikal bakal, ditunjuk satu kompi dari TT III.

Pasukan khusus ini diresmikan Kawilarang pada 16 April 1952. Awalnya pasukan ini masih di bawah Daerah Militer Siliwangi.

Baru pada 1953, komandonya dialihkan ke Mabes Angkatan Darat.

Djanbi sendiri memilih warna merah sebagai baret pasukan baru ini. Sejak itu hingga hari ini, Kesko menjelma menjadi satuan elit TNI AD.

Namanya berubah beberapa kali: Detasemen 81, Grup 5 Anti Teror dan sekarang Satuan 81 Kopassus.

Baca: 10 Artis dengan Bayaran Tertinggi di Instagram 2018 versi Hopper HQ, Sekali Posting Rp 10 Miliar

Pada perkembangan selanjutnya, ancaman terorisme ternyata menjalar ke segala aspek kehidupan. Pembajakan dan teror terjadi di mana-mana, tidak hanya di darat.

Tapi juga di laut dan udara. Beberapa peristiwa pembajakan dan teror di luar negeri, jelas menjadi tantangan serius bagi TNI.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved