Kerasnya Pertempuran Operasi Seroja di Timor Timur, Data Tak Akurat Akibatkan Pasukan Babak Belur
Disebut-sebut, operasi tersebut sebagai operasi militer terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia yang dilancarkan di Timor Timur itu.
Lokasi penerjunan bukanlah lahan yang mulus tetapi berbatu karang.
Akibatnya pasukan mengalami luka-luka hingga babak belur.
Satu personel Yonif Linud 328 dinyatakan hilang.
Selain kejadian tersebut operasi terbilang lancar.
Bandara Baucau berhasil dikuasi dalam kondisi relatif utuh.
Baca: Kisah Kopassus Hampir Gagal Dalam Pembebasan 48 Penumpang Pesawat di Bajak 5 Teroris
Melansir dari Tribun Batam, seorang veteran, Mukilan menceritakan bagaiamana kondisinya saat mengikuti Operasi Seroja.
Mukilan yang 76 tahun itu bergabung menjadi anggota korps marinir.
Ia pertama bergabung dalam pasukan elit Indonesia itu pada 1962.
Mukilan pensiun dari kesatuan TNI AL (dulu bernama ABRI) pada 1996 dengan pangkat terakhir Serka Marinir.
Menurut Mukilan Operasi Seroja sangatlah keras.
Ia juga harus selalu waspada.
Baca: Hanya Bercelana Jeans dan Kaos Oblong, Pasukan Elite TNI Bertempur di Timor Timur
Baca: Kisah Hidup dan Mati 80 Anggota Paskhas TNI AU Lawan Ribuan Pasukan Australia di Timor Timur
Bahkan, Mukilan tidak mengganti baju yang dipakainya selama satu bulan.
"Satu bulannya tidak ganti baju. Saya di sana tahun 1976, tahun 1977 juga masih di sana (Timor Timur)," ucapnya.
Saat ini, Mukilan tinggal bersama anak dan cucunya di kampung Bukit Durian, Km 23 Kijang, Bintan Timur. (Tribun Jabar/Fidya Alifa)