Kisah Hidup dan Mati 80 Anggota Paskhas TNI AU Lawan Ribuan Pasukan Australia di Timor Timur

TNI AU juga punya pasukan khususnya, Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga).

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Surabaya Online
Paskhas TNI AU 

TRIBUNJAMBI.COM - Bila TNI AD ada pasukan khusus kebanggaannya Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

TNI AU juga punya pasukan khususnya, Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga).

Ada cerita perjuangan dari angkatan khusus milik TNI AU tersebut.

Baca: Rahasia Pisau Komando Kopassus yang Ditakuti, Desain untuk Fungsi Khusus

Dimulai dari ketika provinsi Timor-Timur (sekarang Timor Leste) akhirnya lepas dari Indonesia pada September 1999 melalui jajak pendapat, ketegangan segera berkecamuk.

Warga Timor-Timur yang memilih untuk tetap bergabung dengan NKRI berbondong-bondong meninggalkan Tim-Tim.

Mereka pergi dengan tergesa-gesa dan dibayang-bayangi konflik bersenjata yang bisa meletus sewaktu-waktu.

Personil Paskhas TNI mengikuti upacara peringatan ulang tahun ke-70 Korpaskhas TNI di shelter grob Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (17/10/2017).

Dalam upacara peringatan HUT Korpaskhas yang dipimpin langsung oleh Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ini merupakan pertama kalinya digelar di Yogyakarta sementara sebelum-sebelumnya selalu di gelar di Bandung.

Baca: Bak Siluman, Kopaska TNI AL ini Masuk Tanpa Suara ke Kapal Perang Malaysia, Hingga Buat ABK Gentar

Personil Paskhas TNI mengikuti upacara peringatan ulang tahun ke-70 Korpaskhas TNI di shelter grob Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (17/10/2017).

Dalam upacara peringatan HUT Korpaskhas yang dipimpin langsung oleh Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ini merupakan pertama kalinya digelar di Yogyakarta sementara sebelum-sebelumnya selalu di gelar di Bandung.
Dalam upacara peringatan HUT Korpaskhas yang dipimpin langsung oleh Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ini merupakan pertama kalinya digelar di Yogyakarta sementara sebelum-sebelumnya selalu di gelar di Bandung. (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI)

Pascareferendum, satuan-satuan pasukan RI yang semula bermarkas di Tim-Tim juga bergegas meninggalkan negara baru itu sambil membawa perlengkapan tempur.

Mereka bergerak keluar Tim-Tim dalan konvoi serta formasi militer siap tempur.

Tapi ketegangan justru makin memuncak sewaktu pasukan multinasional The Internal Force of East Timor (INTERFET) yang dipimpin pasukan khusus Australia mulai mendarat demi melancarkan operasi stabilitas keamanan di sana.

Baca: Aksi Nekat 4 Marinir Indonesia Berhadapan dengan Kapal Perang Malaysia, Kalah Jumlah Namun Berani

Pasukan INTERFET mendarat pertama kali menggunakan pesawat C-130 Hercules milik Angkatan Udara Australia pada 20 September 1999. Hal ini membuat suasana pagi kota Dilli yang semula tenang langsung berubah tegang.

Pasalnya ratusan pasukan INTERFET yang keluar dari perut pesawat alih-alih berbaris rapi, lalu melaksanakan upacara dan briefing dan berkoordinasi dengan pasukan TNI (Paskhas) yang sedang mengamankan Bandara Komoro, mereka langsung stelling (siap tempur).

Sambil diiringi oleh sirine yang meraung-raung, semua personel pasukan INTERFET keluar dari pesawat dalam kondisi siap menembaki dan berlarian ke berbagai arah untuk membentuk perimeter (pertahanan) pengamanan Bandara Komoro.

Baca: Mengaku Berhubungan Baik dengan Kajari Muarojambi, Masnah: Saya Titipkan OPD pada Kejari

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved