9 Fakta Meninggalnya Mahasiswi ITB Sartika Tio Silalahi di Kamar Kos
Sartika berasal dari Tarutung dan merupakan siswa berprestasi alumni dari SMAN 1 Tarutung.
TRIBUNJAMBI.COM - Mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) bernama Sartika Tio Silalahi (21) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kamar kos.
Diperkirakan, Sartika telah meninggal dunia dalam kamar selama tiga hari.
Berikut 9 fakta terkait meninggalnya mahasiswi itu:
1. Orangtua curiga
Seperti diwartakan intisari online, kecurigaan itu berawal justru dari orangtuanya di Tarutung, Tapanuli Utara. Pada Senin sekira pukul 20.30 WIB, orangtua Sartika menghubungi pengurus rumah indekos di Jalan Plesiran, Taman Sari, Bandung, Senin (10/7), karena sudah tiga hari anaknya tidak ada berita dan ponselnya tidak bisa dihubungi.
2. Tinggal di kamar indekos nomor 206
Mendapat laporan dari orangtua Sartika, pengurus kos kemudian melalui chat grup LINE meminta para penghuni kos untuk melihat ke kamar 206 yang dihuni almarhum.
“Dari hasil pengecekan, baru diketahui sekitar jam 23.30 WIB setelah dilihat dari atas jendela kamar, terlihat sesosok mayat tergeletak dan mengeluarkan bau tidak sedap," kata Kepala Polrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo, kepada Kompas.com.
3. Mahasiswa program studi perencanaan wilayah dan kota
Diperkirakan, mahasiswi ITB Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2013 ini sudah meninggal tiga hari.
4. Tak ada yang menyadari
Terkait meninggalnya Sartika, anehnya, seperti tidak ada yang menyadari tentang keadaan mahasiswi itu, sampai dia ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Baca: Heboh Biaya Mahal Tes Kesehatan Caleg, Ini Pengakuan Biaya dari Beberapa Calon
Baca: Prediksi Skor 4 Jam Jelang Laga Panas, Prediksi Brasil Vs Belgia di Semifinal Piala Dunia 2018
Baca: Selamat untuk EXO, Lagu Power Menang Voting dan Bakal Diputar di Semifinal Piala Dunia 2018
5. Polisi perkirakan sudah tiga hari
Berdasarkan pemeriksaan polisi, diperkirakan Sartika sudah meninggal tiga hari.
6. Kondisi kamar rapi
Seperti dilansir intisari online, kondisi kamar Sartika dalam keadaan rapi.
Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
7. Dugaan karena penyakit maag
Penyebab meninggalnya diduga karena sakit, mengingat almarhum memang menderita sakit maag kronis.
8. Berprestasi
Sartika ini berasal dari Tarutung dan merupakan siswa berprestasi alumni dari SMAN 1 Tarutung.
Karena prestasinya itulah, Sartika bisa diterima di ITB.

9. Netizen menyayangkan
Meninggalnya Sartika mendapat respon tinggi di dunia maya. Warganet menyayangkan peristiwa yang menimpa Sartika, karena baru beberapa hari kemudian kondisinya diketahui.
Pertanyaan mereka, bagaimana sebenarnya hubungannya dengan teman-teman atau bahkan penghuni kos yang lain?
Baca: VIDEO: Serunya Mengenalkan Suasana Kantor Telkom ke Anak, Kids Go to Office
Kepergian Sartika ini juga disayangkan oleh pemilik akun Facebook, Nestor Rico Tambun.
Nestor menulis, suasana kehidupan di kos saat ini berbeda dengan gaya hidup kos di tahun 1980 atau 1990-an.
“Dulu, hidup satu kos itu seperti keluarga. Saling memperhatikan, saling berbagi makan, merasa senasib, dan saling tolong. Satu orang sakit, bisa-bisa yang antar berobat 5 atau 6 orang,” tulis wartawan senior ini.
Nestor melanjutkan, sekarang ini, gaya hidup di tempat kos, terutama di tempat-tempat kos bagus di kota-kota besar, orang hidup sendiri-sendiri.
“Masing-masing hidup di kamar, berteman dengan gadget dan internetnya. Merasa tidak enak mencampuri urusan, atau mengganggu teman kos lain,” tutur Nestor.
Padahal, dalam opini Nestor, anak-anak muda yang hidup kos di kota, sebenarnya kehilangan sesuatu.
Kehilangan suasana dan perhatian keluarga. Ada rasa sepi, tidak bisa berbicara, atau curhat kepada keluarga.
Karena itu, ketika berada di rantau, sebenarnya justru sangat butuh teman, sahabat, dan lingkungan yang bisa mengisi kekosongan itu.
“Logisnya, teman-teman koslah yang mengisi kekosongan itu,” tulis Nestor.
Selain itu, para orangtua juga harus memperhatikan rumah kos yang dihuni anaknya.
Suasana rumah kosnya seperti apa. Pemilik rumah kos seperti apa. Kira-kira temannya bisa bergaul dengan siapa. Dan lain-lain.
Nestor menilai, orangtua juga sering sama egois. Dia merasa punya uang, mencari tempat kos mahal, fasilitasnya lengkap, agar orang melihat anaknya itu anak orang mampu, tidak butuh orang lain.
“Tanpa sadar, itu sebenarnya menjerumuskan si anak ke kesepian yang dalam, meski hidupnya tampak enak,” tulis Nestor.
Mencari indekos
Mahasiswa yang berasal dari luar daerah, biasanya tinggal di rumah indekos. Namun, sebaiknya mahasiswa harus pilih-pilih tempat kos yang baik, aman dan nyaman.
Sedang mencari kos-kosan? Sebaiknya kalian mempertimbangkan lokasi yang tepat.
Faktor nyaman itu terbilang relatif, tergantung dari kalian sendiri dan fasilitas yang disediakan kos-kosan.
Kalau faktor aman ini yang tak bisa diganggu gugat.
Baca: Santri Ini Mau Bikin Kalung dari Proyektil, Peluru Meledak Saat Dipukul, Kena Pelipis
Makanya kami anjurkan kalian tidak pilih lokasi kos di 5 lokasi di bawah ini:
1. Jauh dari sekolah atau kampus
Faktor pertama yang harus kamu perhatikan terkait soal keamanan lokasi kos adalah jarak.
Yup, jarak yang jauh dengan daerah tempat kalian bersekolah, kuliah atau kerja itu juga mempengaruhi.
Dengan jarak yang jauh, kamu tentu butuh waktu yang lebih lama untuk menuju ke sekolah, kampus, atau kantor.
Kemungkinan terlambat sangat besar, itu berarti gak aman buat diri kamu.
Sebab kemungkinan dimarahi dan terkena hukuman juga lebih besar jadinya.
Selain itu dengan jarak yang jauh, perjalanan yang kamu butuhkan akan lebih berisiko.
Entah ada ban bocor, kehabisan bensi, atau dipalak di jalan kita tidak pernah tahu.
2. Sepanjang bantaran sungai
Jika soal jarak sudah teratasi, daerah kedua yang perlu kamu pertimbangkan adalah sepanjang bantaran sungai.
Gak mau kan kalau kos-kosan yang kamu tinggali jadi langganan banjir?
Selain banjir, air di kos-kosan sepanjang bantaran sungai kadang juga tidak bersih dan tercemar, ya kalian tahu sendirilah kondisi sungai pada umumnya di perkotaan Indonesia seperti apa.
Meskipun kondisi airnya bersih, ada kemungkinan kalian juga bisa didatangi tamu tak diundang, seperti, biawak, ular dan hewan semacamnya.
3. Kawasan kumuh
Yang ketiga ini, mungkin sudah kamu pertimbangkan untuk tidak dipilih sebagai tempat kos.
Mungkin kamu sebelumnya gak tahu kalau daerah itu tergolong daerah kumuh, karena kamu bukan orang asli sana.
Kamu tergiur untuk tinggal di kos-kosan tersebut karena harga sewa yang sangat murah.
Tapi coba perhatikan lingkungan sekitarnya, kalau kamu temukan rumah-rumah tak layak huni yang berjubel dan kondisinya ya seperti itulah, sebaiknya kamu lekas pindah.
Yup, gak mau kan tiba-tiba kos-kosan kamu ikut kena gusur.
4. Dekat pemakaman
Mungkin kamu yang punya nyali dan gak takut dengan hal-hal yang tak kasat mata, jadi gak masalah tinggal di kos-kosan yang dekat pemakaman.
Tapi daerah yang dekat dengan pemakaman juga sering jadi pertimbangan orang untuk memilih tempat tinggal.
Entah dipercaya karena angker atau bisa gampang sial, sebaiknya kamu tidak tinggal di kos-kosan yang dekat pemakaman.
Alasan lainnya adalah mungkin memang tidak banyak kos yang dekat dengan pemakaman.
Baca: Fun Walk Bersama BPR-BPRS Nasional, Serentak di Seluruh Indonesia. Di Jambi Berhadiah Motor
5. Daerah rawan kejahatan
Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja asal ada niat dari pelakunya dan kesempatan.
Makanya soal daerah yang satu ini juga belum bisa kita prediksi sebelumnya.
Awalnya mungkin kamu tinggal di kos-kosan itu dengan nyaman dan aman, orang-orang sekitarnya juga ramah dan bersahaja.
Tapi siapa kira berjalan setengah tahun muncul tindak kejahatan yang tak terduga.
Seperti pencurian, banyak barang-barang yang hilang tidak tahu pelakunya, penjambretan, sering ada patroli polisi untuk membubarkan anak-anak yang nongkrong malam-malam, hingga terjadi pembunuhan.
Nah, itu semua lima daerah yang sebaiknya tidak kamu jadikan tempat tinggal untuk ngekos.
Baca: Jangan Ada Uang Rindu dan Uang Kasih Sayang KPK Peringatkan Pejabat Muarojambi
Baca: Seribu Payung Warna-warni Tergantung di Desa Pemayung, Ayo Mampir RM Reza