Pedihnya Nasib Penyuluh Swadaya Pertanian Tebo, Saat PNS Terima THR Mereka Malah Nombok
Jangankan THR dan uang lauk pauk, honor transport yang nominalnya Rp 400 ribu per bulan tak pernah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun
Penulis: Heri Prihartono | Editor: bandot
Laporan Wartawan Tribun Jambi Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM, TRIBUN - Di saat banyak pegawai merayakan hari raya idul Fitri dengan sejumlah Tunjangan Hari Raya (THR), berbeda dengan petugas penyuluh swadaya pertanian di Kabupaten Tebo.
Jangankan THR dan uang lauk pauk, honor transport yang nominalnya Rp 400 ribu per bulan tak pernah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
" Saya sudah lima tahun tapi gaji gak naik meskipun sekedar uang transport, bahkan transportasi kami tidak difasilitasi," ujar Slamet, seorang penyuluh pertanian Tebo kepada Tribunjambi.com pada Minggu (10/6).
Dengan honor yang sedemikian kecil memang menjadi ironi bagi Slamet pasalnya wilayah kerjanya yang luas membutuhkan aktifitas yang terus mobile sementara tak ada biaya tambahan.
Baca: Kecelakaan Maut di Rimbo Bujang, Dua Warga Merangin Jadi Korban Tabrak Lari
" Wilayah kerja-ku 20 kilometer terus ke kantor BPP kecamatan 30 kilometer ke kabupaten 70 kilometer, jadi sering mondar mandir sering nombok bang," kata Slamet.
Dalam sebulan jutsru ia harus mengeluarkan biaya tambahan Rp 200 ribu untuk biaya transportasi.
" Bukannya kami gak iklas dalam bekerja tapi bertahan pedih juga bang," kata Slamet.
Beruntung ia masih bisa mengandalkan lahan pertanian sederhananya seperti cabai, kedelai dan kacang hijau untuk bertahan hidup.
Baca: Ini Lho Jadwal Libur Sekolah dan PPDB 2018 Untuk Kabupaten Muarojambi
Ia mengaku ingin mengakhiri pekerjaannya sebagai penyuluh pertanian namun petani setempat belum mengijinkan sehingga mau tak mau pekerjaan ini ia tekuni.