Mudik Lebaran di Jambi, Sesepuh Jadi Yang Paling Istimewa di Sekoja
Ada satu di antara daerah di Kota Jambi, yaitu Seberang Kota, yang memiliki akar budaya kuat. Di tempat ini tradisi ....
Namun istilah mudik Lebaran baru berkembang sekitar tahun 1970-an.
Saat itu Jakarta sebagai ibukota Indonesia tampil menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang mengalami perkembangan pesat.
Bagi penduduk lain yang berdomisili di desa, Jakarta menjadi salah satu kota tujuan impian untuk mereka mengubah nasib.
Lebih dari 80 persen para urbanis datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan biasanya hanya mendapatkan libur panjang pada saat lebaran saja.
Momentum inilah yang dimanfaatkan untuk kembali ke kampung halaman.
Sama seperti halnya di Jakarta, mereka yang bekerja di kota hanya bisa pulang ke kampung halaman pada saat liburan panjang yakni saat libur lebaran.
Sehingga momentum ini meluas dan terlihat begitu berkembang menjadi sebuah fenomena.
Bagaimana tradisi mudik lebaran di Jambi?
Sama seperti daerah-daerah lain, masyarakat Jambi yang berada di luar kota melakukan mudik lebaran menggunakan tiga jalur, darat, laut dan udara.

Untuk jalur darat, saat ini akses jalan darat sudah bagus, termasuk Jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan provinsi-provinsi di Sumatera. Selain itu, jalan-jalan kota kabupaten sebagian besar sudah bagus.
Transportasi yang bisa digunakan untuk jalur darat bisa kendaraan pribadi, mobil dan sepeda motor. Ada juga transportasi umum seperti bus dan travel.
Baca: Isu SDA Bisa Mereduksi Popularitas Cakada, Pemerhati Lingkungan Ngumpul di Mongabay
Baca: Sekda Provinsi Jambi Inspeksi Mendadak di Bungo, Ini Hasilnya
Jalur udara pun akses Jambi sudah terbuka luas. Bandara Sultan Thaha sudah memiliki terminal baru, dengan jumlah penerbangan bertambah banyak dibanding saat di terminal lama. Maskapai bertambah banyak, Lion Air, Citilink, Sriwijaya Air, Batik Air dan Garuda Indonesia.
Jangan lupa, Jambi juga memiliki dua bandara lain, yaitu Bandara Bungo dan Bandara Depati Parbo di Kerinci.
"Jalur udara, kami kalau mudik. Walau tiketnya mahal tapi sebanding dengan silaturahmi yang kita jalin dengan keluarga," ujar Wirata, warga Jambi yang bekerja di Semarang.