Kisah 'Perselisihan' Jet Tempur Hawk TNI AU dengan F-18 Australia di Langit Kupang

Usai lepasnya Timor-Timur dari pangkuan Ibu Pertiwi Agustus 1999, hubungan panas justru terjadi antara Indonesia dan Australia.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase grid.id

Kedua Hawk mengarah terbang ke tenggara (225 derajat) menuju batas Flight Information Region (FIR) Darwin, Australia.

Patroli tempur di perbatasan ruang udara Indonesia-Australia pun dimulai.
Saat mendekati FIR, Kapten Azhar menghubungi Satuan Radar (Satrad) 251 Kupang yang mengoperasikan radar Groun Control Interception (CGI).

Baca: FOTO: Menangis di Pundak Kapolda Jambi, Oknum Polisi Jambi Diduga Terpapar Ideologi Teroris

Mayor Haposan sebagai komandan Satrad 251 kemudian memberikan laporan situasi ruang udara sekitar sesuai pantauan radar.

Laporan awal ruang udara sekitar aman terkendal hingga kedua Hawk melesat terbang menuju Pulau Roti, 80 mil dari Lanud El Tari.

Tapi dalam hitungan detik keadaan mulai berubah gawat, Mayor Haposan melaporkan kepada Kapten Azhar ada dua pesawat tak dikenal (Blackflight) melewati batas FIR Darwin pada ketinggian 8.000 kaki dengan kecepatan 160 knot.

Awalnya Kapten Azhar dan dua wingmannya mengira kedua obyek itu adalah helikopter.

Baca: FOTO: Menangis di Pundak Kapolda Jambi, Oknum Polisi Jambi Diduga Terpapar Ideologi Teroris

Jarak antar kedua Hawk TNI AU dengan pesawat penyusup itu 97 mil.

Namun kedua pesawat penyusup tersebut mulai bermanuver mencurigakan dan Kapten Azhar dengan dipandu Satrad 251 mendekati sasaran yang diberi sandi X.

Ketika kedua Hawk melaju cepat ke kedua penyusup, radar Hawk terkena Jamming (pengacauan radar) oleh kedua pesawat penyusup itu.

Hal ini menyiratkan bahwa kedua penyusup sedang menyampaikan pesan tantangan kepada kedua Hawk.

Setelah jarak sudah sangat dekat dengan kedua pesawat penyusup sekitar 10 mil, Kapten Azhar secara spontan mengaktifkan panel Air Combat Manuver (ACM) untuk siap-siap bertempur.

Baca: Ikan Belida Satwa Dilindungi, Tedjo Sukmono: Mulai Sulit Ditemukan di Alam

Otomatis dengan aktifnya ACM dua rudal AIM-9 Sidewinder juga ikut aktif untuk memangsa musuh.

Kedua pesawat penyusup rupanya tahu bahwa Hawk TNI AU sudah siap menembak mereka.

Keduanya lantas menanjak tajam ke atas ketinggian 30.000 kaki dengan kecepatan 670 knot.

Itu merupakan manuver menghindar sekaligus persiapan menyerang Hawk TNI AU.

Baru sekarang Kapten Azhar dan koleganya menyadari sasaran mereka bukan helikopter melainkan jet tempur.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved