Dituntut Hukuman Mati Oleh JPU, Ketua Teroris JAD Aman Abdurrahman Keluarkan Secarik Kertas

Aman Abdurrahman pun melakukan hal dalam persidangan yang sedang berlangsung dalam penentuan vonis dirinya.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Aman Abdurrahman 

Sejak 2004, ia aktif melakukan dakwah di berbagai kelompok pengajian, keliling Indonesia.

Lebih lanjut, ia sempat bertemu Oman saat mengikuti pelatihan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar pada 2010.

Baca: Pondok Pesantren Hidayatullah, Targetkan Khatam Alquran Sebelum Libur Sekolah

Pada saat itu, Aman Abdurrahman ditangkap serta divonis sekitar 9 tahun penjara.

Mendekam di penjara membuatnya jadi panutan karena dianggap tokoh rujukan.

"Kini Oman merupakan tokoh sentral, sudah mengalahkan Abu Bakar Ba'asyir," ujarnya.

Dalam wawancara khusu Harian Tribun Medan/ Tribun-medan.com mantan napi teroris yang minta identitasnya dirahasiakan menuturkan, jaringan teroris beranggapan tanpa Oman, tetap bisa melakukan penyerangan di berbagai daerah di Indonesia.

"Saya tidak bisa memprediksi kapan penyerangan berakhir, kecuali Aman Abdulrahman dibebaskan. Tapi, enggak mungkin dibebaskan, pasti Amerika dan Australia marah. Bom yang meledak di Surabaya kategori besar memperlihatkan mereka bisa membuat bom secara bertahap," ujarnya.

Baca: Banyak Pria Pernah Alami Mimpi Basah Saat Puasa, Apa Hukumnya? Ustaz Abdul Somad Pun Menjawab!

Dia memprediksi bakal ada ledakan bom yang lebih dahsyat di Indonesia, karena loyalis Oman telah berkolaborasi, transfer ilmu dari ISIS.

Umumnya, mereka belajar lewat internet serta menyamar untuk berpergian ke berbagai daerah termasuk keluar negeri.

"Mengapa Anda begitu percaya akan ada serangan lagi termasuk di Kota Medan? Ia bilang pernah merasakan kondisi serupa saat menjadi teroris. Dahulu, saat rekan sesama teroris ditangkap usai merampok Bank CIMB Niaga, ia melakukan perlawanan.

"Dahulu begitu banyak kawan yang kena, maka pembalasannya Polsek Hamparan Perak (tahun 2010). Apalagi, sekarang ini kejadiannya lebih dahsyat lagi. ISIS akan memindahkan kedudukan di Asia ke Indonesia. Sudah terbukti, kalau di Indonesia luas, mereka bisa bermain di mana-mana," katanya.

Bergerak Cepat

Detasemen Khusus 88 Antiteror/Polri bergerak cepat. Pasukan leiter Gegana Brimob Polri menggerebek jaringan teroris di Sumatera Utara yang punya keterkaitan dengan ledakan bom di Surabaya.

Menurut seorang mantan narapidana kasus terorisme, Densus-88 telah mendeteksi kantong-kantong jaringan sel teroris di Kota Medan dan Tanjungbalai.

Baca: Detik-detik Penikahan Pangeran Harry, Meghan Markle Dapat Gelar Apa Ya?

"Densus-88 sudah mendeteksi karena beberapa orang teroris bolak-balik dari Tanjungbalai ke Jakarta. Jaringan yang ditangkap itu bekas binaan saya dulu. Mereka jaringan Budi dan Hendra," ujar lelaki yang minta namanya tidak dipublikasikan, saat ditemui, Rabu (16/5/2018).

Sebagaimana diberitakan, tim gabungan Densus 88, Brimob Polda Sumut dan Direktorat Intelkam Polda Sumut menangkap 11 orang terduga jaringan teroris kelompok Budi.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved