Sedih! Kisah Kakak Beradik Jadi Korban Ledakan Bom di Gereja, Kondisinya Memprihatinkan
Betapa hancurnya hati keluarga saat Nathanael (8) dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (13/5/2018)
Direktur RS Bedah Surabaya, dr Priyanto Swasono MARS menuturkan bahwa Nathanael sempat mengalami kondisi kritis setelah dibawa dalam kondisi luka parah ke rumah sakit.
Sebelum diumumkan meninggal dunia, Nathan disebutkan dalam kondisi stabil usai menjalani operasi amputasi kaki kanannya.
Namun, kemudian, tekanan darah Nathan tiba-tiba drop.
"Dia banyak kehilangan darah akibat luka-lukanya sehingga tekanan darahnya drop," ungkap dr Priyanto.
Baca: Ini Berkas yang Harus Dilengkapi 23 Bakal Calon DPD-RI Asal Jambi yang Belum Lolos
Baca: Bocah ini Jalan Sempoyongan! ini Detik-detik Polisi Menolong Anak Pelaku Bom Polrestabes Surabaya
Baca: Beri Waktu DPR Selesaikan UU Terorisme Sampai Juni Jika Tidak Presiden Bakal Keluarkan Perppu
Nathanael akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di ruang IGD RS Bedah Surabaya pada pukul 20.12 WIB.
Sementara itu, sang kakak, Evan, disebutkan tiba di rumah sakit dalam kondisi luka parah lalu tak lama kemudian meninggal dunia.
Selanjutnya, jenazah Evan dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.
Sampai akhir hari Minggu, jumlah korban tewas mencapai 14 orang, sedangkan jumlah korban luka mencapai 43 orang.
Korban luka dirawat di 8 rumah sakit di Surabaya, yaitu masing-masing RSU dr Soetomo 3 orang, RS William Booth 2 orang, RS Bhayangkara Polda Jatim 6 orang, RS Siloam 5 orang, RS Angkatan Laut dr Ramelan 1 orang, RS Bedah 14 orang, RKZ Surabaya 7 orang, dan RS Premier 5 orang.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera sebelumnya mengatakan, sebenarnya ada dua korban luka lagi yang dirawat di RS Undaan, tetapi sudah diperbolehkan pulang dan berstatus rawat jalan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kakak Beradik Meninggal karena Bom, Tak Ada Lagi Gandengan Tangan ke Gereja", https://regional.kompas.com/read/2018/05/14/06000061/kakak-beradik-meninggal-karena-bom-tak-ada-lagi-gandengan-tangan-ke-gereja.
Editor : Caroline Damanik