Dirudapaksa 5 Kali Seminggu, TKW 22 Tahun ini Malah Rekam Aksi yang Merugikan Dirinya Tersebut
Setiap tahun, lebih dari 100 kasus penyerangan seksual terhadap pekerja migran yang dilaporkan di Taiwan.
Namun, dinas itu mengingatkan Cindy Sui bahwa perempuan itu tidak patut diwawancarai karena kasusnya sedang diinvestigasi dan kondisi emosional si perempuan tengah terguncang.
Baca: Ratusan Kelompok Tani Tak Aktif di Kerinci, akan Dilakukan Verifikasi Ulang
Meski demikian, seorang perempuan lain yang sedang memperjuangkan kasusnya di pengadilan sepakat angkat bicara asalkan BBC menyembunyikan identitasnya.
Perempuan itu berusia 22 tahun ketika datang pertama kali di Taiwan untuk mendapatkan uang demi menopang keluarganya.
Namun, tak lama setelah mulai bekerja di sebuah restoran, dia mengklaim adik majikannya memperkosanya.
Pria tersebut adalah orang yang mengantarnya ke restoran setiap pagi sehingga dia bisa menyiapkan makanan sebelum staf lain dan para pelanggan datang.
Baca: Ingat Si Rocker Yoda Indonesia Idol yang Kribo, Lama Tidak Ada Kabar Ternyata. . . .
"Pertama kali dia memperkosa saya ketika satu atau dua bulan setelah saya mulai bekerja di sana," kata Ery (bukan nama sebenarnya).
"Peristiwa itu terjadi pada pagi hari setelah dia mengantarkan saya ke restoran. Tiada orang lain di sana. Saya tidak bisa menghentikan dia dan tidak bisa minta tolong. Saya hanya bisa menangis…Saya pikir dia hanya melakukan itu satu kali..Namun itu terjadi lagi dan lagi. Dia memperkosa saya tiga hingga lima kali dalam seminggu," paparnya.
Awalnya, Ery tidak mengerti bahasa Mandarin, tidak tahu ke mana harus meminta tolong, dan bahkan dia tidak punya telepon seluler atau punya waktu untuk berteman.
Baca: FOTO: Anggota Polsek Jelutung Tewas Tertembak, Polisi Bersenjata Menyusur Pematang Gajah
Selagi, tindak pemerkosaan berlanjut, dia tidak menceritakannya ke siapapun, termasuk ke majikan atau makelar penyalur kerja.
"Mereka akan mengatakan itu salah saya. Saya takut mereka akan mengirim saya pulang. Saya baru tiba di sini. Saya berutang Rp 25 juta kepada makelar. Saya harus membayar utang setiap bulan dan jumlahnya lebih dari utang sebenarnya karena mencakup bunga. Saya takut jiwa mereka mengirim saya pulang, saya tidak sanggup membayar utang," tutur Ery.
Seperti kebanyakan pekerja migran lainnya, dia berutang kepada makelar penyalur kerja asal Indonesia yang mencarikannya pekerjaan dan membelikannya tiket pesawat.
Baca: Sadarkah Kamu, Kancing Baju Pria dan Wanita itu Saling Berlawanan, ini Penjelasannya