Pembunuhan Orang Rohingya, Siapa yang Bisa Menghentikan?

Ratusan ribu orang Rohingya meninggalkan Negara Bagian Rakhine Myanmar dalam beberapa pekan terakhir menuju Bangladesh.

Editor: Suci Rahayu PK
Foto: Kevin Frayer / Getty Images
Seorang anak pengungsi Rohingya menangis saat ia naik ke sebuah truk yang mendistribusikan bantuan untuk sebuah LSM lokal di dekat kamp pengungsi Balukali di Cox's Bazar, Bangladesh. 

Myanmar, sampai beberapa waktu lalu, berada di bawah kendali junta militer. Dan militer tetap sangat berkuasa dalam politik negara. Mungkin lebih kuat dari Aung San Suu Kyi.

Baca: Setiap Hari ada Janda Baru di Merangin, Kebanyakan Berusia Muda

Seiring terus berlanjutnya pelanggaran hak asasi manusia, Panglima Tertinggi Tentara Myanmar Min Aung Hlaing telah bertemu dengan para pemimpin internasional. Dia baru saja mengunjungi India dan Thailand, di mana dia bertemu dengan Perdana Menteri dan pemerintah.

Dan dia telah menyatakan posisinya dengan jelas.

Dia menolak untuk mengakui orang Rohingya sebagai warga negara Myanmar, meski mereka telah tinggal di negara itu dari generasi ke generasi. Dia menganggap mereka sebagai imigran Bengali ilegal.

Baca: Hiiii Penjahat Muda Berusia 25 Tahun Ini Tega Membunuh dan Meminum Darah Korbannya

“Kita telah memberi tahu dunia tahu tidak ada orang Rohingya di negara kita. Orang Bengali di Negara Bagian Rakhine bukan warga Myanmar. Mereka hanyalah orang-orang yang datang dan tinggal di negara ini. Kita berkewajiban untuk melakukan apa yang harus kita lakukan. Menurut hukum, kita punya kewajiban melindungi kedaulatan kita jika dirusak oleh masalah politik, agama dan rasial,” tegas Min Aung Hlaing.

Baca: Keren! Sekeluarga Jalani Program Diet, Hasilnya Bikin Iriiiiii

Tentara Myanmar menempati posisi kunci di pemerintahan dan Panglima Tertinggi Tentara Myanmar Min Aung Hlaing mengendalikan kementerian-kementrian utama.

Alih-alih memusatkan perhatian pada Penasihat Negara, Aung San Suu Kyi, U Kyaw Win berpendapat masyarakat internasional harus segera menekan militer Myanmar.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved