Hakim Ampuni Ibu 83 Tahun yang Tega Cekik Anaknya Sampai Mati, Alasannya Bikin Berkaca-kaca

Nenek tersebut mengaku membunuh anak laki-lakinya yang cacat padahal selama ini Dia merawatnya hampir setengah abad.

Penulis: bandot | Editor: bandot
Xinhua
02112017 cekik anak 

"Akulah yang melahirkannya dan membuatnya menderita," katanya.

"Saya lebih suka membunuhnya daripada membiarkan dia merawat orang lain."

"Mengakhiri hidupnya yang menyakitkan lebih baik daripada membiarkannya menderita lagi," lanjutnya.

"Dia adalah anak saya, saya tidak pernah membenci atau mengabaikannya, saya tidak pernah berpikir untuk menyerah pada dia sebelumnya, tapi selama dua tahun terakhir kesehatan saya semakin memburuk."

Anak Huang lahir prematur dengan cacat mental dan fisik yang parah sehingga membuatnya tidak bisa berbicara, berjalan atau hidup sendiri.

Selama bertahun-tahun, otot-ototnya atrophi dan kondisinya semakin memburuk, artinya ibunya harus meluangkan lebih banyak waktu merawatnya.

Sementara teman-teman Huang menyarankan agar dia memberikan anaknya ke fasilitas kesejahteraan, Huang berkeras agar tidak ada yang bisa merawat anaknya lebih baik dari yang dia bisa.

Baca: ASTAGA - Pasangan Lansia Dilarikan ke RS Setelah Dianiaya dengan Gergaji oleh Anaknya

Ketika usianya 47 tahun, dia melamar untuk pensiun sehingga dia bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk merawatnya.

Di pengadilan, keluarga Huang membela tindakannya, menjelaskan bahwa setelah pengabdian tanpa pamrih selama 46 tahun, dia telah dipaksa membuat keputusan mengerikan untuk mengakhiri kehidupan anaknya sendiri.

"Kejahatan ibu saya sama sekali tidak seperti pembunuhan," anak sulung Huang itu ke pengadilan.

"Dia hanya ingin mengakhiri penderitaannya. Di dalam hatinya, dia tidak ingin menyakiti adik laki-laki saya."

Pada akhirnya, pengadilan memberi Huang hukuman penjara tiga tahun yang ditangguhkan dengan hakim yang menjelaskan bahwa meskipun dia melanggar hukum, dia tetap berhak menerima belas kasihan.

"Alih-alih pembunuhan karena kebencian, ini adalah pembunuhan karena cinta, namun hak untuk hidup adalah hak seseorang yang paling penting. Tidak ada yang bisa mengambilnya, termasuk orang tua," kata hakim tersebut.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved