Negara Timur Tengah Bersiap Ubah Orientasi Ekonomi
Seiring melorotnya harga minyak dunia ke level terendah dalam tiga dekade terakhir, negara-negara
Dia menjelaskan, saat ini ada dua kelompok yang ada di pasar minyak. Ada yang optimistis dan ada yang pesimistis. "Saya termasuk yang kelompok pertama. Saya menduga, tahun ini merupakan tahun koreksi. Pasar minyak akan terkoreksi pada paruh kedua, karena saya tidak melihat adanya penambahan minyak lagi selain Iran. Menurut mereka, produksi minyak mereka tidak akan menggerus tingkat permintaan. Sehingga saya sangat optimistis," katanya.
Strategi negara Timteng lainnya
Di tengah rendahnya harga minyak yang memukul negara ekonomi utama Timur Tengah, sejumlah negara melihat era baru harga minyak murah sebagai satu kesempatan.
Gulf Cooperation Council (GCC) minister Anas Khalid Al Saleh yang juga menteri perminyakan Kuwait bilang, reformasi ekonomi dibutuhkan dengan atau tanpa penurunan harga minyak.
"Kita tidak harus mengaitkan reformasi dengan harga minyak. Setiap orang setuju bahwa saat ini tidak ada pilihan dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Ini bukan sesuatu yang bisa kita tunggu lagi, bukan karena harga minyak murah, tapi untuk banyak alasan," jelas Al Saleh.
Hal serupa juga diungkapkan oleh chief executive Bahrain's Economic Development Board Khalid Al Rumaihi. Dia berpendapat, tantangan yang dihadapi Timur Tengah saat ini dapat dijadikan kesempatan untuk transformasi.
"Kawasan Timur Tengah menghadapi sejumlah tantangan. Harga minyak sudah melorot 70% dan ada tekanan pada anggaran fiskal di seluruh negara Timur Tengah. Hambatan lainnya meliputi pengangguran usia muda dan tantangan keamanan," ujar Al Rumaihi.
Menurut Al Rumaihi, Bahrain dan negara-negara tetangga dapat mengatasi melempemnya ekonomi dengan melakukan diversifikasi dan berinvestasi lebih banyak pada sektor infrastruktur.
"Kita membutuhkan inovasi pada perekonomian kita, dan kita harus melihat bagaimana kita memperbolehkan inovasi pada perekonomian," jelas Al Rumaihi.
Secara optimistis Al Rumaihi menambahkan, "Saya rasa ini merupakan kesempatan baik untuk reformasi ekonomi."