Tukang Bakso di Cendana: Jaya Saat Pak Harto, Melarat di Zaman Jokowi
Sebagian rambutnya memutih dan beberapa kerutan menghiasi wajahnya.
"Beberapa hari sebelum Hari Lebaran itu saya diminta sama pegawainya untuk jangan pulang kampung dulu. Karena Bapak mengundang warga-warga ke acara Lebaran di rumahnya itu," kenang Andi seraya menunjuk kediaman Soeharto yang terpisah empat rumah darinya.
"Saat itu, saya cuma salaman saja sebentar, nggak sempat mengobrol. Setelah itu makan bersama," sambungnya.
Pak Harto, pahlawan di hati saya Andi terdiam beberapa saat ketika ditanya pendapatnya tentang layak atau tidaknya mantan Presiden Soeharto diberikan gelar pahlawan nasional oleh pemerintahan Jokowi-JK seperti ramai diberitakan saat ini.
Dengan terbata-bata, Andi menjawab, bahwa dirinya tak bisa bersikap mendukung atau menolak pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto itu. Yang jelas bagi Andi, Soeharto adalah pahlawan di hatinya.
Sebab, ia merasakan masa-masa 'kejayaan' hanya semasa kepemimpinan Soeharto. "Yang jelas, waktu zaman Pak Harto apa-apa murah dan dagangan bisa laku lebih 100 mangkok sehari. Sekarang apa-apa mahal," ucapnya.