Efek Kabut Asap

Asap Bisa Memunculkan Penyakit Baru

Rumah Sakit selalu mempunyai bau yang khas. Ada bau obat dan pembersih lantai. Orang-orang berlalulalang

Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Fifi Suryani

Terkait tentang asap ini menurutnya pemerintah belum memiliki manajemen antisipasi. "Kan pemerintah itu punya perpanjangan tangan sampai ke desa," katanya. Melalui itu menurutnya pemerintah juga bisa mendeteksi potensi kebakaran.

"Tapi yo kembali lagi ke mental pejabatnyo sih," keluhnya.

Menurutnya tampak tak masuk akal ketika pemerintah menyuruh masyarakat berdoa tapi mereka sendiri melakukan dosa. Semisal dengan memberikan izin pembukaan lahan baru tanpa memerhatikan mekanisme pembukaan lahan tersebut.

Ia tahu Sumatera dan Kalimantan memiliki banyak gambut. "Tapi dulu dak ado tu bencana asap," katanya.

Irawan Anasta Putra selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jambi (unja) mengatakan bahwa pemerintah sebaiknya mebuat program yang terencana untuk menghadapi asap yang selalu berulang ini, terutama Dinas Kesehatan.

“Masker tidak menyelesaikan masalah,” katanya.

Harus ada perencanaan program yang baik seperti misalnya edukasi terhadap masyarakat dan semacamnya. Sebab sangat banyak kerugian yang didatangkan oleh Asap ini.

Selaku spesialis anak ia mengatakan asap dapat saja menghambat sistem kerja otak anak. Meski pun harus melewati beberapa tahap untuk terjadi hal seperti itu. Anak-anak menurutnya merupakan kategori yang rentan setelah orang tua.

Menurutnya bisa saja muncul penyakit baru jika ini terus berulang.

“Di Afrika saja tiba-tiba ada ebola,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved