Elektabilitas 01 Turun, Jokowi Diminta Blusukan Lagi, Polistikus PDIP Ini Sebut Para Kader Malas

Elektabilitas 01 Turun, Jokowi Diminta Blusukan Lagi, Polistikus PDIP Ini Sebut Para Kader Malas

Editor: Andreas Eko Prasetyo
ist
pidato Jokowi jadi trending di twitter 

Elektabilitas 01 Turun, Jokowi Diminta Blusukan Lagi, Polistikus PDIP Ini Sebut Para Kader Malas

TRIBUNJAMBI.COM - Elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 01 menurun. 

Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas pasangan Jokowi-Maruf Amin menurun hingga berada pada angka 49,7 persen.

Beberapa bulan sebelumnya, elektabilitas calon petahana tersebut berada di atas 50 persen.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon menilai, menurunnya elektabilitas calon petahana tersebut dikarenakan kesalahan manajemen kampanye.

Baca Juga:

Pujiono Senang Desanya Didatangi Jenderal TNI, Tim Sterad ke Lokasi TMMD Dengan Wako Sungai Penuh

19 Sekolah SMA dan SMK di Bungo Berubah Nama, Ini Daftarnya

12 Tips & Trik Fitur Baru WhatsApp 2019 yang Belum Diketahui Banyak Orang, Jangan Dilewatkan!

Link Pengumuman SNMPTN 2019, Login di pengumuman.snmptn.ac.id dan 12 Link Alternatif

Menurut anggota Komisi I DPR RI itu, Jokowi kurang bersentuhan dengan masyarakat saat kampanye, karena terlalu sering mengikuti acara seremonial.

"Cara kerja tim kampenye belum efektif. Hanya efektif di permukaan saja, terlalu banyak acara deklarasi-deklarasi, bersentuhan dengan masyarakatnya kurang. Bersentuhan dengan rakyat secara langsung," kata Effendi Simbolon di Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Seharusnya, menurut Effendi Simbolon, Jokowi berkampanye seperti Pemilu Presiden 2014 lalu, di mana Jokowi blusukan untuk menjaring langsung suara masyarakat.

"Sudah tingggalkan saja acara deklarasi-deklarasi itu, dan mengandalkan para caleg itu tidak efektif. Sekarang efektif 20 hari lagi, Pak Jokowi harus blusukan lagi dan bernsentuhan langsung dengan masyarakat," sarannyak.

Menurut Effendi Simbolon, sudah saatnya Jokowi mengerahkan tim besar seperti Pilpres 2014 lalu, untuk mengampanyekan program serta visi-misi petahana di sisa masa kampanye.

Dengan seperti itu, maka visi-misi serta program yang diusung akan masif sampai di masyarakat.

Capres Jokowi dan Cawapres Maruf Amin bertemu di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/3/2019) malam.
Capres Jokowi dan Cawapres Maruf Amin bertemu di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/3/2019) malam. (Istimewa)

"Gunakan partai seperti PDIP itu kapal besarnya. Relawannya malas semua dan jangan mengandalkan 'tim sekoci'. Dan kata pamungkasnya adalah Jokowi blusukan, itu antitesanya, Jokowi blusukan," tegasnya.

Menurut Effendi Simbolon, Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang langsung turun dan bersentuhan dengan masyarakat.

Namun, saat ini ciri khas Jokowi yang telah mengantarkan menang di Pilkada DKI 2012 serta Pilpres 2014 lalu tersebut, ia nilai tidak tampak.

"Masyarakat merindukan Jokowi seperti yang dulu, apa adanya, tidak diatur-atur. Saya masih optimis, kalau Pak Jokowi mau blusukan lagi dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, akan memenangi Pilpres," paparnya.

Sebelumnya, survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari-5 Maret 2019, menunjukkan jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.

Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berada di angka 49,2 persen, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 37,4 persen. Sedangkan sebanyak 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

Baca Juga:

Ezra Walian Dicoret, Media Vietnam Bantu Timnas U-23 Indonesia Soroti 2 Pemain Thailand Ini

BOS Gangster akan Buru dan Habisi Brenton Tarrant Hingga ke Penjara: Ada Anggota Kami di Sana

Keindahan Sulawesi Utara Dibagikan Ruthy Bambang Waskito Dalam Bukunya Bumi Karema

Di Tanya Boy William, Wijaya Saputra Ternyata Belum Cinta Gisella Anastasia, William:Kenapa Tertawa?

Gelar Apel Pengamanan Pemilu 2019, Kapolres Tanjab Barat Akan Tindak Tegas Pengganggu Pemilu

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden, yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.

Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.

Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Maruf Amin.

Saat itu, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin 52,6 persen, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.

"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved