Penembakan di Masjid New Zealand
Sambil Live Streaming! Pelaku Bunuh 30 Orang di 2 Masjid di New Zealand, Ini yang Diucapkan Pelaku
Polisi New Zealand, sudah menangkap terduga pelaku rangkaian dua penembakan di Masjid An-Nur atau An Noor dan Masjid Linnwood, di pusat kota Catenbury
TRIBUNJAMBI.COM — Aksi brutal penembakan Masjid An-Nur atau An Noor dan Masjid Linnwood, di pusat kota Catenbury, Christchurch , New Zaeland, akhirnya ditemukan.
Polisi New Zealand, sudah menangkap terduga pelaku rangkaian dua penembakan di Masjid An-Nur atau An Noor dan Masjid Linnwood, di pusat kota Catenbury, Christchurch , New Zaeland, Jumat (15/3/2019), siang, atau pagi waktu Indonesia.
Surat kabar Australia Sydney Morning Herald dan The Age, melaporkan setidaknya ada 30 korban meninggal dunia, dan 50 lainnya dipaorkan terluka atas insiden liar, berdarah, dan berbau SARA ini.
Jumlah korban dilaporkan terus bertambah. Sebagian besar korban kini dirawat di rumah sakit. Mereka terluka satu hingga dua tembakan.
Baca: Masjid Diberondong Peluru di Selandia Baru, 6 WNI Belum Diketahui, Ini Hotline KBRI Wellington
Baca: 156 Teknisi Perbaiki Tower PLN yang Rubuh di Hutan Kerinci, Ketakutan Ada Harimau
Baca: Ditangkap KPK, Ketua Umum PPP Romahurmuziy Ternyata Penggemar Moge, Motornya Keren!
Masjid An-Nur adalah pusat ibadah dan sosial komunitas Muslim di negara bagian New Zealand itu. Alamatnya di Jl Deans Avenue No 101, Christchurch, New Zealand, sekitar 50 meter dari taman kota Christchurch, Hegley Park.

Polisi melaporkan sudah menangkap tiga palaku, dua pria dan satu wanita. Diduga keduanya punya hubungan emosional yang kuat.
Seorang pria bersenjata mengidentifikasi dirinya sebagai "Brenton Tarrant”.
Pelaku ditangkap hanya sekitar 30 menit setelah kejadian di kawasan Sydneyham, Jalan Brougham, sekitar 3,4 km dari tempat kejadian perkara.

Dia menggunakan minivan putih. Di kursi depan terlihat dua senjata laras panjang.
Dari lvestreaming, di kabin bagasi belakang, juga terlihat dua senjata mesin laras panjang dan magasen.
Polisi menyebut dia pria kulit putih, kelahiran Australia . Tahun 2018 lalu berusia 28 tahun.
SHM melaporkan, pelaku merekam sendiri aksi pembunuhan massal itu dengan menggunakan kamera GoPro yang menempel di penutup kepalanya.
Dia bahkan dan livestreming di akun media sosialnya.
Potongan video yang beredar itu laiknya video game online, PUGB, yang yang marak dimainkan remaja dan pemuda di Indonesia.
Laik tentara siap perang, dia mengenakan kaos tangan kulit, bertopi dan menggunakan GPS untuk memandunya ke sasaran.